Sabtu, 12 April 2014

TINJAUAN TERHADAP KATA IBRANI “BEQAREI” DAN “TEBAQESU” SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DOA



BABB I

PENDAHULUAN


            Doa adalah Suatu ungkapan hati terhadap Allah. Dalam berdoa setiap orang memiliki cara penyampaian yang berbeda. Dengan demikian katergori berdoa sangat berpariasi. Berdoa merupakan suatu kegiatan yang seharusnya merupakan gaya hidup setiap orang Kristen. Dalam kehidupan orang percaya, pasti mengalami yang namanya sedih, senang, bahagia dan keadaan yang lain. “Pada saat-saat nasib seseoang membaik, misalnya sembuh dari penyakit, selamat dari tangan musuh dan lain sebagainya, seorang Israel merasa wajib kembali ke bait Allah untuk menyanyikan pujian syukurnya.”1 Suatu rasa ucapan syukur dalam bentuk mazmur diungkapkan oleo seorang Israel dengan cara datang ke bait suci untuk menyatakan syukur atas pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Sebab karya Allah untuk perorangan, juga menuntut ucapan dan korban terima kasih atas berkat yang telah diberi. Pemberian persembahan korban diberikan dengan mengundang teman-teman dan tetangga diiringai dengan nyanyian pujian. Oleh sebab itu, dengan keadaan tertentu seseorang mengekspraesikan keadaan tersebut kepada Tuhan di dalam doa. Inilah yang terjadi kepada diri seorang Daud dalam teks ini. Ketika ia mengalami keadaan butuh pertolongan ia berdoa kepada Tuhan. Dengan demikian ia menjadi orang yang dekat dengan Tuhan. Suatu nyanyian Daud dalam bentuk doa disampaikan kepada Allah sebab ia adalah seorang pribadi yang dekat dengan Dia.
                        Dalam hal ini, tujuan yang diharapkan dalam mengeksegesis kata beqare’I, tebaqesu dan ki-hipela dengan menggunakan prinsip-prinsip hermeneutuik eksegesis adalah untuk menemukan makna yang sebenarnya dimaksudkan oleh penulis itu sendiri sehingga dapat dilakukan pada masa kini. Dengan ditemukannya arti yang sebenarnya dari teks tersebut, maka diharapkan lebih muda untuk memahaminya dan lebih aplikatif. Pada zaman bangsa Israel, nyanyian mazmur ini dinyanyikan dengan fungsi tertentu dalam keadaan tertentu. “mazmurmazmur indah ini semula berasal dari mazmur-mazmur yang digunakan pada upacara-upacara keagamaan dan kebanyakan berasal dari lingkungan bait Allah di Yerusalem. Meskipun Bait Allah telah hancur namun nyanyian-nyanyian itu menjadi nyanyian rohani bagi orang Israel yang percaya.”2 Dengan demikian nyanyian ini dibagi-bagi dalam berbagai bentuk. Namun pembagian aslinya sudah lama dilupakan, dan pembedaan fungsi-fungsinya tidak penting lagi. Tetapi apabila dibaca dengan teliti maka nilai asli dari suatu mazmur dapat ditelusuri kembali.







BAB II

TINJAUAN TERHADAP KATA IBRANI “BEQAREI” DAN “TEBAQESU” SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DOA


            Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab yang tergolong dalam kitab-kitab puisi. Yang termasuk dalam kitab-kitab puisi adalah Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkotbah dan Kidung Agung. Suatu keistimewaan kitab Mazmur adalah merupakan kitab puji-pujian melalui doa. Istilah kitab-kitab puisi kelas menunjuk kepada ciri puitis dari isinya. Namun perlu dipahami bahwa istilah puisi di sini hanyalah bentuknya saja            . “istilah “puisi” itu sekalli-kali tidak mengandung arti bahwa ke-5 kitab itu hanyalah hasil dari pikiran dan khayalan manusia belaka.”3 pisi yang dimaksud adalah bukalah tulusan yang dibuat berdasarkan hayalan atau angan-angan. Akan tetapi melukiskan pengalaman orang-orang yang taat beribadah selama hidupnya. Dan segala pengalaman itu diceritakan atas kehendak Tuhan, agar yang mengalaminya dapat dijadikan teladan oleh orang-orang yang beribadat di hari depan.
            “Kata “mazmur” dalam Alkitab bahasa Indonesia berasal dari kata Ibrani “mizmor”. Dan kata ini- menurut para ahli- diambil-alih oleo orang-orang Kirsten di Siria dalam bentuk “mazmura”. Dengan perantaraan mereka orang-orang Arab mulai mengenal dan memakai kata ini dalam bentuk “mazmur”.”4 kemiduan kata ini dipakai sampai sekarang dalam bahasa Indonesia. namun pada zaman dahulu, kitab mazmur ini disebut dengan kata Zabur yangg dibawa oleh penganut-penganut agama islam yang masuk ke Indonesia. “Perjanjian Lama bahasa Yunani (=Septuaginta) menterjemahkan kata “mazmur” dengan kata “psalmos” (jamak “psalmoi”), yang berarti: nyanyian dengan permainan musik, khususnya kecapi. Gereja-gereja di barat mengambil alih kata Yunani ini dalam terjemahan mereka.”5 Dengan demikian bahwa kata Mazmur adalah suatu nyanyian yang dinyanyikan sebagai ucapan syukur kepada Allah dengan diiringi permainan kecapi. “Yang lain lagi melukiskan sifat dasar dari Mazmur tersebut seperti (1) sebuah kidung untuk dinyanyikan dengan bantuan alat musik (mizmor), (2) sebuah nyanyian (shir), (3) lagu kebangsaan (maskil) atau (4) sebuah ratapan (mittam).”6 dari keempat fungsi dari mazmur tersebut di atas, mazmur empat termasuk dalam fungsi yang pertama. Dimana raja Daud menyanyikan mazmur dengan diiringi oleh permainan kecapi. Daud ketika malam hari menaikkan doa kepada Tuhan atas pertolongan Tuhan di dalam hidupnya. Ketika berdoa, raja Daud menyampaikan ucapasyukur dan pujia-pujian atas perbuatan tangan Tuhan dan keajaiban Tuhan dalam hidupnya. Doa ini diekspresikan dalam bentuk pujian dengan diiringi permainan kecapi.

               Kitab mazmur ditulis oleo tidak hanya satu orang saja. Namu kitab mazmur ditulis oleo beberapa orang. Diantaranya adalah raja Daud, Asaf, bani Korah, Salomo, Musa, Heman, Etan dan ada beberapa mazmur yang tidak diketahui penulisnya. Namun menurut tradisi Yahudi, beberapa dari mazmur yang tidak diketahui penulisnya penulisnya adalah Ezra. Dari seratus lima puluh pasal kitab Mazmur, 73 di antaranya adalah mazmur Daud. Penulisan kitab mazmur tidak dapat diketahui dengan pasti, karena beberapa diantaranya tidak disebutkan nama penulisnya. Namun dari beberapa kitab yang diberi nama penulisnya dapak diperkirakan kapan penulisan dari mazmur tersebut. “Yesus bin Eleazar yang mengarang Kitab Sirakh mungkin antara tahun 190-180sM sudah mengenal pembagian perjanjian lama dalam tiga bagian (bnd. Kata pengantar penerjemah dan Sir. 39:1-3).”7 Sebagian besar kitab mazmur ditulis abad ke-10 hingga ke-5 SM.
               “Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara
umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam
hubungan dengan Allah”8 dala kitab mazmur,sangat banyak menceritakan pengalaman dalam bentuk doa.



A. Makna Kata “Beqarei” dalam Mazmur 4
Bila dilihat dalam kitab mazmur, ada banyak cara atau ekspresi yang dilakukan oleh raja Daud ketika berdoa. Seseorang yang berdoa pasti memiliki cara atau ekpresi yang berbeda. Ketika seseorang senang, berdoa pasti berbeda gayanya dibanding dengan pada saat berdoa dalam keadaan sedih. Dalam kitab mazmur 4 ayat dua, digunakan kata yai‡r>q'B. (((beqarei). Kata beqarei berasal dari kata arq (qar’) yang artinya adalah 1. Menyapa, 2. Menegor, 3. Mendekati, 4. Mendatangi, ..”9  kata qar’ ini didahului dengan suku kata: B. yang memiliki arti umum “dengan”. Kata depan ini menunjukkan cara yang baik yang dilakukan oleh raja Daud ketika berdoa kepada Allah. Kata depan yang dipakai menunjukkan kepada cara raja Daud berdoa kepada Tuhan, yaitu dengan cara menyapa, menegor, mendekati dan mendatangi Tuhan. Dengan demikian, dapat diselidiki bahwa seorang raja Daud, dapat mengalami atau memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan karena sering mendatangi Tuhan. Setiap orang memiliki kesempatan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Raja Daud menyapa dan menegur Tuhan lewat doanya melalui sebuah mazmur. Ia mendatangi Tuhan dengan perminan alat musik dan menyanyikan doa kepada Tuhan. Di lain hal,kata qara’ diikuti dengan akhiran penghubung y iyang berfungsi sebagai akh.ganti qal. Inf. konst. 1ut. Sehingga diterjemahkan “ketika”. Itu berarti bahwa Tuhan  memberi kelegaan dan membenarkan seseorang ketika menyapa Tuhan dengan menaikkan ucapan syukur kepada Tuhan. Raja Daud merasakan kelegaan saat berdoa kepada Tuhan.

B. Makna Kata tebaqesu
Berdoa merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki suatu tujuan tertentu. Di samping itu, seseorang berdoa karena disebabkan oleh sesuatu. Jika dilihat dari kata Ibrani Wvßq.b;T.. ((tebaqesu), raja Daud memiliki alasan yang kuat mengan berdoa kepada Tuhan. Kata Wvßq.b;T.. ((tebaqesu) adalah kata kerja piel. Imp. 2mj. Dengan akar vqb. Yang memiliki arti: keinginan yang kuat. kata ini menggunakan stem piel. Piel adalah kata kerja yang berfungsi sebagai “resultif”, yaitu menyebabkan suatu hasil dari induk kata kerja. Maka kata ini dimengerti sebagai: klian menjadikannya memiliki hasrat yang kuat. Namun jika parsingnya adalah piel. Imperfek 2mj. Imperfek artinya adalah suatu kegiatan yang akan dilakukan (belum terjadi), maka diterjemahkan kalian akan menjadikannya memiliki hasrat yang kuat. Raja Daud memiliki alasan berdoa kepada Tuhan yaitu karena ia telah mengalami pertolongan Tuhan di masa hidupnya, maka kebesaran Tuhan itu menimbulkan  suatu keinginan yang kuat untuk bermazmur kepada Tuhan.







BABB III

KESIMPULAN


            Berdoa adalah kewajiban setiap orang. Doa adalah sarana yang paling baik untuk membangun kepribadian seseorang. Terhadap siapa sectoring lebih sering berkomunikasi, akan mempengaruhi kepribadian orang tersebut. Seorang raja Daud dekat dengan Tuhan karena melakukan aktivitas berdoa. Dengan demikian, saya harus menjadi seorang yang cinta akan persekutuan dengan Tuhan di dalam doa. Sebab dengan berdoa, saya bisa mengungapkan rasa syukur kepada Tuhan atas perbuatanNya dalam hidup saya. Selama ini saya belum begitu menyadari bahwa Allah sudah sangat luar biasa memakai saya melayaniaNya, baik di gereja maupun di kantor PKK, bahkan mengajar remaja di LEM CENTER. Saya seharusnya berdoa dengan nyanyian mazmur atas kebesaran dan keindahan panggilan Tuhan ini bagi saya. Sebagai persembahan yang terbaik adalah pujian dari hati. Dan sekarang Perbuatan Tuhan it membuat dalam diri saya memiliki hasrat yang kuat untuk mengagungkan namaNya. Oleo sebab itu, saya harus menjadikan “berdoa” sebagai tugas harian yang harus saya lakukan. Saya akan membuat ungkapan bagi saya sendiri untuk silakukan yaitu “PRAY IS MY LIFE”. Hal ini disebabkan oleo dorongan ingin menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan.



KEPUSTAKAAN

Abineno J. L. Ch. 1991. Mazmur dan Ibadah. Jakarta; Gunubng Mulia.
Barth Marie Clarie dan B.A.Pareira. 2001. Tafsiran Alkitab Kitab Mazmur 1-72. Jakarta: Gunung Mulia.
Baxter J. Sidlow. 1993. Menggali Isi Alkitab Jilid 2. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
Editor Emma Maspaitella.  Terj. Hananiel Nugroho dkk. 2005. The Wycliffe Bible Commentary volume 2. Malang: Gandum Mas.
http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/P_Maz3.htm#isi.
Kamus Inggris Indonesia, hal 6.
Koch Klaus. 1993. Kitab Yang Agung. Jakarta: Gunung Mulia.








DAFTAR ISI

BAB
     I.     PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . 1

II.    TINJAUAN TERHADAP KATA IBRANI “BEQAREI” DAN “TEBAQESU” SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DOA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
A. Makna Kata “Beqarei” dalam Mazmur 4
B. Makna Kata tebaqesu
     III.  KESIMPULAN

  KEPUSTAKAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  .  . .  8










TINJAUAN TERHADAP KATA IBRANI “BEQAREI” DAN “TEBAQESU” SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DOA



Oleh
Cipto L. Simanjuntak



Makalah
Diserahkan Kepada:
Sahat Aman Sianturi M.A.C.E
Sebagai bagian Dari Tugas Dalam Mata Kuliah
Ibrani II






Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia
Batam
22 Juni 2011


1Klaus Koch. Kitab Yang Agung (Jakarta: Gunung Mulia, 1993 ), 32.
2Klaus Koch. Kitab Yang Agung (Jakarta: Gunung Mulia, 1993 ),34.
3J. Sidlow Baxter. Menggali Isi Alkitab Jilid 2 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993), 3.
4 J. L. Ch. Abineno. Mazmur dan Ibadah (Jakarta; Gunubng Mulia, 1991), 1.
5 Ibid
6 The Wycliffe Bible Commentary volume 2. Terj. Hananiel Nugroho dkk. Editor Emma Maspaitella (Malang: Gandum Mas, 2005), 108.
7Marie Clarie Barth dan B.A.Pareira. Tafsiran Alkitab Kitab Mazmur 1-72 (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 27.
8http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/P_Maz3.htm#isi
9Kamus Inggris Indonesia, hal 6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar