Kamis, 07 April 2016

Anak Allah Dalam Injil Yohanes

Anak Allah Dalam Injil Yohanes






Ayat ini menjelaskan kepada kita segi manusiawi dalam keselamatan. Injil ini ditujukan kepada orang yang belum mengetahui atau mendapat keselamatan yang benar dalam arti orang berdosa. Keselamatan datang kepada orang berdosa melalui menerima Kristus dengan percaya kepadaNya. Orang yang menerima keselamatan di beri kuasa menjadi Anak-anak Allah. Hal it diharuskan kepada setiap orang berdosa. Tentu semua orang menginginkan keselamatan untuk mendapatkan hidup kekal. Baik orang miskin atau orang kaya, Yahudi atau kafir, terpelajar ataupun buta huruf. Suatu ajakan bagi semua orang tanpa terkecuali untuk menjadi anak Allah dengan cara menerima Yesus sebagai Tuhan Dan menerimaNya sebagai jur selamat dalam HidupNya. Dalam Alkitab versi King James dikatakan bahwa: “But as many as received him, to them gave he power to become the sons of God, even to them that believe on his name:.”1
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Tetapi sebanyak yang menerima Dia, kepada mereka diberi kekuatan menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya kepada namaNya. Artinya adalah ada suatu kuasa bagi orang yang percaya menjadi anak Allah. Jika dilihat dalam bahasa Yunaninya diawali dengan kata penghubung de. Yang artinya Tetapi. Ada suatu kontras yang dijelaskan. Dalam ayat sebelumnya dijelaskan bahwa banyak orang orang yang tidak menerima Yesus. Namun disini dijelaskan setiap orang yang menerimaNya mendapat suatu kedudukan yang baru menjadi anak Allah. Menjadi anak Allah Yang dimaksud di sini adalah dari beberapa kata Yunani yaitu: e;dwken (kk indikatif aorist aktif O3 tunggal, Ia memberikan). Yang diberikan adalah Kuasa atau otoritas menjadi anak Allah. Hal itu terlihat dari kalimat Yunani e;dwken Yang artinya adalah otoritas. Otoritasnya adalah menjadi anak-anak (te,kna). Anak itu kepunyaan siapa? Kepunyaan Allah (qeou/). Dalam bukunya, A. W. Pink menjelaskan bahwa: “Semua orang yang menerima Kristus sebagai juruselamat mereka pribadi diberikan kuasa atau hak menjadi anak-anak Allah.”2



menjadi Anak Allah;
1. MenerimaNya
2. Percaya
Percaya dalam nama Yesus berarti percaya bahwa Ia ada. Percaya dalam nama Yesus adalah percaya bahwa Yesus sama dengan Allah
William Barclay berkata: “Yohannes dengan tegas menyatakan bahwa manusia bisa memasuki hubungan semacam it hanya llewat Yesus Kristus. Hanya lewat Yesus Kristus manusia benar-benar menjadi Anak Allah.” William Barclay. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Yohannes Ps 1-7. (Jakarta : Gunung Mulia 1996) 104.
“Semua orang yang menerima Kristus sebagai juruselamat mereka pribadi diberikan kuasa atau hak menjadi anak-anak Allah.”A. W.Pink. Tafsiran Injil Yohanes (Surabaya:YAKIN 1945), 17.

1. Untuk menjadi anak Allah, seseorang perlu "menerima" (Yun. _elabon_ dari kata _lambano_) Kristus. Bentuk masa lampau ini menunjukkan suatu tindakan tertentu dari iman.
2. Setelah tindakan iman tersebut, masih harus ada tindakan percaya yang berkesinambungan. Kata "percaya" (Yun. _pisteuousin_ dari _pisteuo_) merupakan bentuk partisip masa kini, yang menunjukkan tindakan berkesinambungan dan perlunya ketekunan dalam hal percaya. Supaya seorang menerima keselamatan yang sempurna, iman sejati harus berlangsung terus-menerus setelah tindakan pertama, yaitu menerima Kristus.
@. Ayat ini dengan jelas menunjukkan bagaimana iman yang menyelamatkan adalah baik suatu tindakan tunggal maupun suatu sikap yang berlangsung seumur hidup.
@. Yohanes tidak mengatakan bahwa setiap orang manusia menolak Terang itu. Memang, ada yang menerima-Nya sama seperti "sisa" yang diceritakan dalam 1 Raja-raja 19:14-18 dan Roma 11:1-5. Maka ada kontras antara mereka yang menerima Dia dan mereka yang menolak Dia. Kontras ini dikembangkan dalam Injil Yohanes, sampai puncaknya dalam pasal 12:44-48.
Mereka yang tidak menolak Dia, tetapi menerima Dia, diberi-Nya hak untuk menjadi anak-anak Allah. Begitu awal dalam perkembangan Injil Yohanes, tetapi sudah ada petunjuk pada kasih karunia yang menyelamatkan umat pilihan Allah. Mereka menerima, dan mereka diberi. Mereka tidak melakukan perbuatan-perbuatan baik, dan dengan demikian meraih keselamatan.
Mereka diberi-Nya hak untuk menjadi anak-anak Allah. Mereka menerima hak atau kuasa untuk memakai julukan anak Allah,84 sesuai dengan kedudukan baru yang dianugerahkan kepada mereka.
Dalam ayat ini percaya dalam nama-Nya disamakan dengan menerima-Nya. Zaman itu, istilah nama mempunyai arti yang lebih besar daripada hanya sebutan. Istilah nama merujuk pada keseluruhan kepribadian seseorang. Morris85 menyebutkan Mazmur 5:11, di mana pemazmur menceritakan sukaria mereka yang mengasihi nama Allah, dan Mazmur 20:1, yang berkata, "Kiranya nama Allah Yakub membentengi engkau!" Demikian juga dalam Roma 10:13 Paulus berkata, "Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan." Nama Yesus tidak boleh menjadi mantra Kristen, tetapi kita percaya kepada Yesus sendiri, dan kita berseru kepada Yesus sendiri.



1John 1:12
2 A. W.Pink. Tafsiran Injil Yohanes (Surabaya:YAKIN 1945), 17.

MAKALAH TINJAUAN SOSIOLOGI TERHADAP ANAK JALANAN

BAB I


PENDAHULUAN



Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang fenomena yang terdapat dalam masyarakat. Salah satu fenomena sosial di perkotaan yang belakangan ini semakin nyata di Indonesia adalah masalah Anak-anak Jalanan. Anak Jalanan semata-mata bukan hanya menjadi malasalah kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di beberapa kota di Indonesis tidak jarang lagi ditemukan anak jalanan, termasuk kota Batam. Dari pengalaman penelitian beberapa orang tentang Anak Jalanan di Indonesia, memperlihatkan mereka perlu mendapat perhatian yang sangat serius. Hakekatnya persoalan mereka bukanlah kemiskinan belaka, melainkan juga manipulasi, ketidak-konsistenan terhadap cara-cara pertolongan baik oleh mereka sendiri maupun pihak lain yang menaruh perhatian terhadap Anak Jalan.
Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang tersebut terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang karakteristik kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki, keterkaitan hubungan dengan pihak dan orang -orang yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita menempatkan mereka secara lebih arif bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar. Studi kasus ini berupaya mendapatkan suatu karakteristik Anak Jalanan yang setidaknya dapat memberi gambaran kepada kita tentang permasalahan sehari-hari yang dihadapi mereka serta ikut memikirkan upaya mengatasi permasalahn mereka.
BAB II
TINJAUAN SOSIOLOGI TERHADAP ANAK JALANAN

            Berbicara mengenai tinjauan sosiaologi terhadap anak jalanan berarti melihat  fenomena-fenomena yang terjadi berkaitan dengan anak jalanan. Sosiologi adalah ilmu berkawan atau ilmu bermasyarakat. Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman yang baik atas sosiologi mempengaruhi tanggapan seseorang terhadap masyarakat yang ada di sekitar. Jika di perhatikan di setiap kota, selalu ada ditemukan beberapa anak jalanan, yang walaupun persentase di beberapa kota tersebut sangat berbedad-beda. Ditinjau berdasarkan pengamatan penulis, di kota Batam terdapat beberapa anak jalanan yang bisa ditemui di berbagai persimpangan jalan raya, termasuk lampu merah. Oleh sebab itu, anak jalanan merupakan fenomena masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak. Sebagai orang percaya, seharusnya membuktikan kasih terhadap sesama dengan cara memberi perhatian terhadap anak jalanan.
Sebelum melangkah lebih jauh tentang tinjauan terhadap anak jalanan, sangatlah baik jika kita mengerti apa sebenarnya yang dimaksud dengan anak jalanan. Anak jalanan bisa dijelaskan oleo banyak orang dengan pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan pengalaman tersendiri. Oleh sebab itu, sangatlah baik bagi orang percaya untuk mengenali dan bahkan mengerti tentang apa dan siapa it yang disebut orang anak jalanan.


Pengertian Anak Jalanan
            Berdasarkan pemahaman yang baik tentang anak jalanan membuat hati seseorang untuk bertindak untuk melakukan sesuatu bagi anak jalanan tersebut. Penulis sendiri mendefinisikan anak jalanan itu adalah anak yang kehidupan sehari-harinya berada di jalanan. Mereka tidak memiliki tempat bermain yang teratur atau terkhusus, tidak mempunyai sarana bermain yang lengkap, juga tidak memiliki pendidikan yang sewajarnya. Untuk memahami lebih lagi penulis mengambil sebuah pendapat dari salah satu artikel di internet yang berkata bahwa: “ Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.”1 Dari kutipan di atas, penulis membuat sebuah kesimplan bahwa anak jalanan memiliki makna yang luas. Oleh karena itu, tidak seorang pun yang mampu dengan pasti dan secara lengkap menyebutkan pengertian dari anak jalanan.

Pengelompokan Anak Jalanan
            Ditengah ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada mulanya ada dua kategori anak jalanan, yaitu children on the street dan children of the street. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori, yaitu children in the street atau sering disebut juga children from families of the street. Pengelompokan ini disebutkan karena melihat keadaan yang sebenarnya di dalam lingkungan bahwa anak jalanan dikelompokkan menjadi dua bagian.
Children of the street
            Anak jalanan memiliki profesi sebagai seorang anak jalanan yang mengambil keputusan untuk mengisi hari-harinya dengan memisahkan diri dari keluarganya. Menurut sebuah artikel berkata bahwa : “Children of the street anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya.”2 Mereka ini adalah orang-orang yang meninggalkan sekolahnya dan lingkungan pendidikan yang lainnya. Sebab mereka telah merasa lebih nyaman untuk hidup sebagai anak jalanan.

            Yang sudah di sekolahkan malah keluar dari sekolahnya serta kembali menjadi pengamen dan peminta-minta. Menurut teori reinforcement: "sesuatu yang menyenangkan akan selalu diulang, sesuatu yang tidak menyenangkan akan dihindari". Mereka menganggap sekolah adalah sesuatu yang tidak menyenangkan (punishment) dan dengan mengamen / meminta-minta di jalan adalah sesuatu yang menyenangkan (reward) karena akan mendapatkan banyak uang untuk bersenang-senang.3

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa anak jalanan adalah orang-orang yang memutuskan untuk berpisah dari keluarga, sekolah dan organisasi yang lain untuk hidup terpisah. Hal ini disebabkan oleh adanya sifat ogoisme manusia dimana mereka hanya ingin hidup senang-senang saja. Tanpa kerja dapat uang bannyak untuk bersenang-senanga.
Cildren On The Street
Berbeda dengan children of the street, children on the street memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya. hal ini adalah menjadi fenomena yang lebih baik daripad kelompok yang sebelumnya. Sebab lebih mudah untuk merangkul kembali anak jalanan tipe seperti ini untuk kembali dipulihkan. “Children on the street adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga.”4 Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.

Solusi Memecahkan Masalah Anak Jalanan
            Pentingnya sosiologi dalam hal bermasyarakat adalah menyelidiki fenomena yang ada dalam masyarakat tersebut. Dengan mengetahui fenomena anak jalanan ini, sosiologi diharapkan dapa memberi respon yang baik mengenai solusi untuk masalah tersebut. Setiap ada masalah pasti selalu ada jalan keluar untuk bebas dari masalah tersebut. Sebab anak jalanan adalah masalah bagi pemerintah dimana anak tersebut sebagai warga negara. 

Pendampingan
Pendampingan yang dimaksud di sini adalah memberi waktu bersama-sama dengan mereka. Hal ini menjadi sangat penting karena banyak diantara anak jalanan yang merasa tidak dikasihi dan tidak dihargai karena mereka dianggap sebagai orang-orang yang hina karena pekerjaan mereka. Kebanyakan anak jalanan merasa dikucilkan oleo masyarakat.
Karena perlakuan keluarga maupun lingkungan menyebabkan anak
jalanan terkadang merasa bahwa mereka adalah anak yang tersingkirkan dan tidak dikasihi, olehnya kita dapat memulihkan percaya diri mereka. “Uang” kita dapat dialihkan dengan waktu yang kita berikan untuk mendampingi mereka.5
 Dengan sikap penerimaan tersebut dapat mengatasi luka masa lalu mereka. Pendampingan menjadi sangat penting dalam hal memotivasi anak jalanan meraih masa depan yang lebih baik.
Bantuan Pendidikan
Kita dapat membantu mereka dalam pendampingan bimbingan
belajar, memberikan kesempatan mereka untuk sekolah lagi dengan Beasiswa,
Bimbingan Uper (Ujian Persamaan) untuk anak yang telah melewati batas usia sekolah.
“Uang” kita dapat kita konversi menjadi “Beasiswa” (memang pemerintah telah
membebaskan uang SPP untuk sekolah negeri, Namun hal tersebut digantikan dengan
pungutan lainnya bahkan lebih mahal dari pada uang SPP yang telah dihapuskan dengan
mengatas namakan “uang buku”, “uang kegiatan” dan lain-lainnya.

Bantuan Kesehatan
Dengan latar belakang pendidikan yang rendah serta lingkungan
yang tidak sehat mengakibatkan mereka rentan dengan sakit penyakit. Pada kondisi
sekarang mereka bukanlah tidak memiliki uang untuk berobat namun kesadaran akan
mahalnya kesehatan sangat rendah dalam lingkungan mereka. Uang kita dapat kita rubah menjadi penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan untuk awareness, subsidi obat- obatan serta subsidi perawatan kesehatan.
Penyediaan Lapangan Pekerjaan
Sebagai contoh yang baik, Carrefour melakukan terobosan yang sangat bagus dengan menerima 4 anak jalanan yang cukup umur untuk bekerja di perusahaannya. Langkah ini merupakan salah satu obat mujarab terhadap penyakit masyarakat yang menjangkit bahkan telah mulai membusuk dalam bangsa ini. Bayangkan jika terdapat “Carrefour” yang lainnya dapat membuka kesempatan tersebut, mungkin jalanan akan sepi dengan anak anak jalanan karena orang tua mereka telah mulai bekerja.






BAB III
KESIMPULAN
           Dapat dilihat bahwa kehidupan kelurga sedang mengalami perubahan dari
kehidupan keluarga besar menjadi keluarga inti, dari budaya tradisional pedesaan
menjadi budaya modern perkotaan. Karena itu, kehidupan mereka ini sangat
terpengaruh terhadap setiap kondisi, perubahan dan pengaruh lingkungan yang terjadi.
Selain itu, pendapat mereka kurang dapat menopang secara keseluruhan
kebutuhan keluarga. Tentu faktor ini juga menjadi faktor penyebab percepatan
perubahan dalam kehidupan keluarga tersebut. Mungkin suatu saat mereka akan
melakukan apa saja untuk menghidupi keluarga karena tuntutan kebutuhan dan
perubahan yang terjadi.
Dalam pola asuh keluarga terhadap anak, pihak orang tua atau keluarga mulai memberikan kebebasan yang lebih besar kepada anak. Jelas hal ini akan memberikan akses interaksi sosial yang semakin luas terhadap anak untuk bergaul dengan teman-temannya. Sesungguhnya akses ini akan memberikan peluang kepada anak untuk mengembangkan kreativitas, kemandirian dan wawasan anak, bilamana dapat diimbangi dengan kontrol keluarga yang baik. Namun, sebaliknya bila keluarga tidak dapat mengontrolnya, tidak mustahil akan terjadi perilaku- perilaku yang a-sosial terhadap anak. Karena itu, perlu dilakukan pemberdayaan- pemberdayaan terhadap keluarga.


KEPUSTAKAAN
file:/// Anak-Jalanan.htm
Setiawan Yamin .Fenomena Anak Jalanan. Artikel. 2011
PENDAHULUAN
Salah satu fenomena sosial di perkotaan yang belakangan ini semakin nyata, lebih - lebih dengan adanya krisis moneter yang melanda di Indonesia dalam setahun terakhir ini adalah masalah Anak-anak Jalanan. Anak Jalanan semata-mata bukan hanya menjadi malasalah kota besar di negara-negara sedang berkembang.
Di Amsterdam, New York, London, Frankfurt, dan Bandung, anak-anak yang terpaksa hidup di jalanan karena berbagai sebab, juga semakin marak. Meskipun berbeda dengan Anak-anak Jalanan di Malaysia, Singapura, Thailand, India, Philipina, bukan berarti persoalan Anak Jalanan di Jakarta tidaklah penting. Dari pengalaman penelitian tentang Anak Jalanan di Jakarta, memperlihatkan mereka perlu mendapat perhatian yang sangat serius. Hakekatnya persoalan mereka bukanlah kemiskinan belaka, melainkan juga eksploitasi, manipulasi, ketidak-konsistenan terhadap cara-cara pertolongan baik oleh mereka sendiri maupun pihak lain yang menaruh perhatian terhadap Anak Jalan.
Anak Jalanan belakangan ini menjadi suatu fenomena sosial yang sangat penting dalam kehidupan kota besar. Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang tersebut terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang karakteristik kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki, keterkaitan hubungan dengan pihak dan orang -orang yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita menempatkan mereka secara lebih arif bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar.
Studi kasus ini berupaya mendapatkan suatu karakteristik Anak Jalanan yang setidaknya dapat memberi gambaran kepada kita tentang permasalahan sehari-hari yang dihadapi Anak Jalanan, kondisi orang tuanya, aspirasi mereka serta ikut memikirkan upaya mengatasi permasalahn mereka.



1file:/// Anak-Jalanan.htm
2file:/// Anak-Jalanan.htm
3Yamin Setiawan.Fenomena Anak Jalanan. Artikel. 2011
4file:/// Anak-Jalanan.htm
5file:/// Anak-Jalanan.htm

MAKALAH TINJAUAN SOSIOLOGI TERHADAP ANAK JALANAN

BAB I


PENDAHULUAN



Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang fenomena yang terdapat dalam masyarakat. Salah satu fenomena sosial di perkotaan yang belakangan ini semakin nyata di Indonesia adalah masalah Anak-anak Jalanan. Anak Jalanan semata-mata bukan hanya menjadi malasalah kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di beberapa kota di Indonesis tidak jarang lagi ditemukan anak jalanan, termasuk kota Batam. Dari pengalaman penelitian beberapa orang tentang Anak Jalanan di Indonesia, memperlihatkan mereka perlu mendapat perhatian yang sangat serius. Hakekatnya persoalan mereka bukanlah kemiskinan belaka, melainkan juga manipulasi, ketidak-konsistenan terhadap cara-cara pertolongan baik oleh mereka sendiri maupun pihak lain yang menaruh perhatian terhadap Anak Jalan.
Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang tersebut terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang karakteristik kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki, keterkaitan hubungan dengan pihak dan orang -orang yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita menempatkan mereka secara lebih arif bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar. Studi kasus ini berupaya mendapatkan suatu karakteristik Anak Jalanan yang setidaknya dapat memberi gambaran kepada kita tentang permasalahan sehari-hari yang dihadapi mereka serta ikut memikirkan upaya mengatasi permasalahn mereka.
BAB II
TINJAUAN SOSIOLOGI TERHADAP ANAK JALANAN

            Berbicara mengenai tinjauan sosiaologi terhadap anak jalanan berarti melihat  fenomena-fenomena yang terjadi berkaitan dengan anak jalanan. Sosiologi adalah ilmu berkawan atau ilmu bermasyarakat. Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman yang baik atas sosiologi mempengaruhi tanggapan seseorang terhadap masyarakat yang ada di sekitar. Jika di perhatikan di setiap kota, selalu ada ditemukan beberapa anak jalanan, yang walaupun persentase di beberapa kota tersebut sangat berbedad-beda. Ditinjau berdasarkan pengamatan penulis, di kota Batam terdapat beberapa anak jalanan yang bisa ditemui di berbagai persimpangan jalan raya, termasuk lampu merah. Oleh sebab itu, anak jalanan merupakan fenomena masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak. Sebagai orang percaya, seharusnya membuktikan kasih terhadap sesama dengan cara memberi perhatian terhadap anak jalanan.
Sebelum melangkah lebih jauh tentang tinjauan terhadap anak jalanan, sangatlah baik jika kita mengerti apa sebenarnya yang dimaksud dengan anak jalanan. Anak jalanan bisa dijelaskan oleo banyak orang dengan pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan pengalaman tersendiri. Oleh sebab itu, sangatlah baik bagi orang percaya untuk mengenali dan bahkan mengerti tentang apa dan siapa it yang disebut orang anak jalanan.


Pengertian Anak Jalanan
            Berdasarkan pemahaman yang baik tentang anak jalanan membuat hati seseorang untuk bertindak untuk melakukan sesuatu bagi anak jalanan tersebut. Penulis sendiri mendefinisikan anak jalanan itu adalah anak yang kehidupan sehari-harinya berada di jalanan. Mereka tidak memiliki tempat bermain yang teratur atau terkhusus, tidak mempunyai sarana bermain yang lengkap, juga tidak memiliki pendidikan yang sewajarnya. Untuk memahami lebih lagi penulis mengambil sebuah pendapat dari salah satu artikel di internet yang berkata bahwa: “ Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.”1 Dari kutipan di atas, penulis membuat sebuah kesimplan bahwa anak jalanan memiliki makna yang luas. Oleh karena itu, tidak seorang pun yang mampu dengan pasti dan secara lengkap menyebutkan pengertian dari anak jalanan.

Pengelompokan Anak Jalanan
            Ditengah ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada mulanya ada dua kategori anak jalanan, yaitu children on the street dan children of the street. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori, yaitu children in the street atau sering disebut juga children from families of the street. Pengelompokan ini disebutkan karena melihat keadaan yang sebenarnya di dalam lingkungan bahwa anak jalanan dikelompokkan menjadi dua bagian.
Children of the street
            Anak jalanan memiliki profesi sebagai seorang anak jalanan yang mengambil keputusan untuk mengisi hari-harinya dengan memisahkan diri dari keluarganya. Menurut sebuah artikel berkata bahwa : “Children of the street anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya.”2 Mereka ini adalah orang-orang yang meninggalkan sekolahnya dan lingkungan pendidikan yang lainnya. Sebab mereka telah merasa lebih nyaman untuk hidup sebagai anak jalanan.

            Yang sudah di sekolahkan malah keluar dari sekolahnya serta kembali menjadi pengamen dan peminta-minta. Menurut teori reinforcement: "sesuatu yang menyenangkan akan selalu diulang, sesuatu yang tidak menyenangkan akan dihindari". Mereka menganggap sekolah adalah sesuatu yang tidak menyenangkan (punishment) dan dengan mengamen / meminta-minta di jalan adalah sesuatu yang menyenangkan (reward) karena akan mendapatkan banyak uang untuk bersenang-senang.3

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa anak jalanan adalah orang-orang yang memutuskan untuk berpisah dari keluarga, sekolah dan organisasi yang lain untuk hidup terpisah. Hal ini disebabkan oleh adanya sifat ogoisme manusia dimana mereka hanya ingin hidup senang-senang saja. Tanpa kerja dapat uang bannyak untuk bersenang-senanga.
Cildren On The Street
Berbeda dengan children of the street, children on the street memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya. hal ini adalah menjadi fenomena yang lebih baik daripad kelompok yang sebelumnya. Sebab lebih mudah untuk merangkul kembali anak jalanan tipe seperti ini untuk kembali dipulihkan. “Children on the street adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga.”4 Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.

Solusi Memecahkan Masalah Anak Jalanan
            Pentingnya sosiologi dalam hal bermasyarakat adalah menyelidiki fenomena yang ada dalam masyarakat tersebut. Dengan mengetahui fenomena anak jalanan ini, sosiologi diharapkan dapa memberi respon yang baik mengenai solusi untuk masalah tersebut. Setiap ada masalah pasti selalu ada jalan keluar untuk bebas dari masalah tersebut. Sebab anak jalanan adalah masalah bagi pemerintah dimana anak tersebut sebagai warga negara. 

Pendampingan
Pendampingan yang dimaksud di sini adalah memberi waktu bersama-sama dengan mereka. Hal ini menjadi sangat penting karena banyak diantara anak jalanan yang merasa tidak dikasihi dan tidak dihargai karena mereka dianggap sebagai orang-orang yang hina karena pekerjaan mereka. Kebanyakan anak jalanan merasa dikucilkan oleo masyarakat.
Karena perlakuan keluarga maupun lingkungan menyebabkan anak
jalanan terkadang merasa bahwa mereka adalah anak yang tersingkirkan dan tidak dikasihi, olehnya kita dapat memulihkan percaya diri mereka. “Uang” kita dapat dialihkan dengan waktu yang kita berikan untuk mendampingi mereka.5
 Dengan sikap penerimaan tersebut dapat mengatasi luka masa lalu mereka. Pendampingan menjadi sangat penting dalam hal memotivasi anak jalanan meraih masa depan yang lebih baik.
Bantuan Pendidikan
Kita dapat membantu mereka dalam pendampingan bimbingan
belajar, memberikan kesempatan mereka untuk sekolah lagi dengan Beasiswa,
Bimbingan Uper (Ujian Persamaan) untuk anak yang telah melewati batas usia sekolah.
“Uang” kita dapat kita konversi menjadi “Beasiswa” (memang pemerintah telah
membebaskan uang SPP untuk sekolah negeri, Namun hal tersebut digantikan dengan
pungutan lainnya bahkan lebih mahal dari pada uang SPP yang telah dihapuskan dengan
mengatas namakan “uang buku”, “uang kegiatan” dan lain-lainnya.

Bantuan Kesehatan
Dengan latar belakang pendidikan yang rendah serta lingkungan
yang tidak sehat mengakibatkan mereka rentan dengan sakit penyakit. Pada kondisi
sekarang mereka bukanlah tidak memiliki uang untuk berobat namun kesadaran akan
mahalnya kesehatan sangat rendah dalam lingkungan mereka. Uang kita dapat kita rubah menjadi penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan untuk awareness, subsidi obat- obatan serta subsidi perawatan kesehatan.
Penyediaan Lapangan Pekerjaan
Sebagai contoh yang baik, Carrefour melakukan terobosan yang sangat bagus dengan menerima 4 anak jalanan yang cukup umur untuk bekerja di perusahaannya. Langkah ini merupakan salah satu obat mujarab terhadap penyakit masyarakat yang menjangkit bahkan telah mulai membusuk dalam bangsa ini. Bayangkan jika terdapat “Carrefour” yang lainnya dapat membuka kesempatan tersebut, mungkin jalanan akan sepi dengan anak anak jalanan karena orang tua mereka telah mulai bekerja.






BAB III
KESIMPULAN
           Dapat dilihat bahwa kehidupan kelurga sedang mengalami perubahan dari
kehidupan keluarga besar menjadi keluarga inti, dari budaya tradisional pedesaan
menjadi budaya modern perkotaan. Karena itu, kehidupan mereka ini sangat
terpengaruh terhadap setiap kondisi, perubahan dan pengaruh lingkungan yang terjadi.
Selain itu, pendapat mereka kurang dapat menopang secara keseluruhan
kebutuhan keluarga. Tentu faktor ini juga menjadi faktor penyebab percepatan
perubahan dalam kehidupan keluarga tersebut. Mungkin suatu saat mereka akan
melakukan apa saja untuk menghidupi keluarga karena tuntutan kebutuhan dan
perubahan yang terjadi.
Dalam pola asuh keluarga terhadap anak, pihak orang tua atau keluarga mulai memberikan kebebasan yang lebih besar kepada anak. Jelas hal ini akan memberikan akses interaksi sosial yang semakin luas terhadap anak untuk bergaul dengan teman-temannya. Sesungguhnya akses ini akan memberikan peluang kepada anak untuk mengembangkan kreativitas, kemandirian dan wawasan anak, bilamana dapat diimbangi dengan kontrol keluarga yang baik. Namun, sebaliknya bila keluarga tidak dapat mengontrolnya, tidak mustahil akan terjadi perilaku- perilaku yang a-sosial terhadap anak. Karena itu, perlu dilakukan pemberdayaan- pemberdayaan terhadap keluarga.


KEPUSTAKAAN
file:/// Anak-Jalanan.htm
Setiawan Yamin .Fenomena Anak Jalanan. Artikel. 2011
PENDAHULUAN
Salah satu fenomena sosial di perkotaan yang belakangan ini semakin nyata, lebih - lebih dengan adanya krisis moneter yang melanda di Indonesia dalam setahun terakhir ini adalah masalah Anak-anak Jalanan. Anak Jalanan semata-mata bukan hanya menjadi malasalah kota besar di negara-negara sedang berkembang.
Di Amsterdam, New York, London, Frankfurt, dan Bandung, anak-anak yang terpaksa hidup di jalanan karena berbagai sebab, juga semakin marak. Meskipun berbeda dengan Anak-anak Jalanan di Malaysia, Singapura, Thailand, India, Philipina, bukan berarti persoalan Anak Jalanan di Jakarta tidaklah penting. Dari pengalaman penelitian tentang Anak Jalanan di Jakarta, memperlihatkan mereka perlu mendapat perhatian yang sangat serius. Hakekatnya persoalan mereka bukanlah kemiskinan belaka, melainkan juga eksploitasi, manipulasi, ketidak-konsistenan terhadap cara-cara pertolongan baik oleh mereka sendiri maupun pihak lain yang menaruh perhatian terhadap Anak Jalan.
Anak Jalanan belakangan ini menjadi suatu fenomena sosial yang sangat penting dalam kehidupan kota besar. Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang tersebut terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang karakteristik kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki, keterkaitan hubungan dengan pihak dan orang -orang yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita menempatkan mereka secara lebih arif bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar.
Studi kasus ini berupaya mendapatkan suatu karakteristik Anak Jalanan yang setidaknya dapat memberi gambaran kepada kita tentang permasalahan sehari-hari yang dihadapi Anak Jalanan, kondisi orang tuanya, aspirasi mereka serta ikut memikirkan upaya mengatasi permasalahn mereka.



1file:/// Anak-Jalanan.htm
2file:/// Anak-Jalanan.htm
3Yamin Setiawan.Fenomena Anak Jalanan. Artikel. 2011
4file:/// Anak-Jalanan.htm
5file:/// Anak-Jalanan.htm

MAKALAH TINJAUAN TERHADAP KATA IBRANI “BEQAREI” DAN “TEBAQESU” SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DOA

BAB I

PENDAHULUAN


            Doa adalah Suatu ungkapan hati terhadap Allah. Dalam berdoa setiap orang memiliki cara penyampaian yang berbeda. Dengan demikian katergori berdoa sangat berpariasi. Berdoa merupakan suatu kegiatan yang seharusnya merupakan gaya hidup setiap orang Kristen. Dalam kehidupan orang percaya, pasti mengalami yang namanya sedih, senang, bahagia dan keadaan yang lain. “Pada saat-saat nasib seseoang membaik, misalnya sembuh dari penyakit, selamat dari tangan musuh dan lain sebagainya, seorang Israel merasa wajib kembali ke bait Allah untuk menyanyikan pujian syukurnya.”1 Suatu rasa ucapan syukur dalam bentuk mazmur diungkapkan oleo seorang Israel dengan cara datang ke bait suci untuk menyatakan syukur atas pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Sebab karya Allah untuk perorangan, juga menuntut ucapan dan korban terima kasih atas berkat yang telah diberi. Pemberian persembahan korban diberikan dengan mengundang teman-teman dan tetangga diiringai dengan nyanyian pujian. Oleh sebab itu, dengan keadaan tertentu seseorang mengekspraesikan keadaan tersebut kepada Tuhan di dalam doa. Inilah yang terjadi kepada diri seorang Daud dalam teks ini. Ketika ia mengalami keadaan butuh pertolongan ia berdoa kepada Tuhan. Dengan demikian ia menjadi orang yang dekat dengan Tuhan. Suatu nyanyian Daud dalam bentuk doa disampaikan kepada Allah sebab ia adalah seorang pribadi yang dekat dengan Dia.
                        Dalam hal ini, tujuan yang diharapkan dalam mengeksegesis kata beqare’I, tebaqesu dan ki-hipela dengan menggunakan prinsip-prinsip hermeneutuik eksegesis adalah untuk menemukan makna yang sebenarnya dimaksudkan oleh penulis itu sendiri sehingga dapat dilakukan pada masa kini. Dengan ditemukannya arti yang sebenarnya dari teks tersebut, maka diharapkan lebih muda untuk memahaminya dan lebih aplikatif. Pada zaman bangsa Israel, nyanyian mazmur ini dinyanyikan dengan fungsi tertentu dalam keadaan tertentu. “mazmurmazmur indah ini semula berasal dari mazmur-mazmur yang digunakan pada upacara-upacara keagamaan dan kebanyakan berasal dari lingkungan bait Allah di Yerusalem. Meskipun Bait Allah telah hancur namun nyanyian-nyanyian itu menjadi nyanyian rohani bagi orang Israel yang percaya.”2 Dengan demikian nyanyian ini dibagi-bagi dalam berbagai bentuk. Namun pembagian aslinya sudah lama dilupakan, dan pembedaan fungsi-fungsinya tidak penting lagi. Tetapi apabila dibaca dengan teliti maka nilai asli dari suatu mazmur dapat ditelusuri kembali.







BAB II

TINJAUAN TERHADAP KATA IBRANI “BEQAREI” DAN “TEBAQESU” SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DOA


            Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab yang tergolong dalam kitab-kitab puisi. Yang termasuk dalam kitab-kitab puisi adalah Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkotbah dan Kidung Agung. Suatu keistimewaan kitab Mazmur adalah merupakan kitab puji-pujian melalui doa. Istilah kitab-kitab puisi kelas menunjuk kepada ciri puitis dari isinya. Namun perlu dipahami bahwa istilah puisi di sini hanyalah bentuknya saja  . “istilah “puisi” itu sekalli-kali tidak mengandung arti bahwa ke-5 kitab itu hanyalah hasil dari pikiran dan khayalan manusia belaka.”3 pisi yang dimaksud adalah bukalah tulusan yang dibuat berdasarkan hayalan atau angan-angan. Akan tetapi melukiskan pengalaman orang-orang yang taat beribadah selama hidupnya. Dan segala pengalaman itu diceritakan atas kehendak Tuhan, agar yang mengalaminya dapat dijadikan teladan oleh orang-orang yang beribadat di hari depan.
            “Kata “mazmur” dalam Alkitab bahasa Indonesia berasal dari kata Ibrani “mizmor”. Dan kata ini- menurut para ahli- diambil-alih oleo orang-orang Kirsten di Siria dalam bentuk “mazmura”. Dengan perantaraan mereka orang-orang Arab mulai mengenal dan memakai kata ini dalam bentuk “mazmur”.”4 kemiduan kata ini dipakai sampai sekarang dalam bahasa Indonesia. namun pada zaman dahulu, kitab mazmur ini disebut dengan kata Zabur yangg dibawa oleh penganut-penganut agama islam yang masuk ke Indonesia. “Perjanjian Lama bahasa Yunani (=Septuaginta) menterjemahkan kata “mazmur” dengan kata “psalmos” (jamak “psalmoi”), yang berarti: nyanyian dengan permainan musik, khususnya kecapi. Gereja-gereja di barat mengambil alih kata Yunani ini dalam terjemahan mereka.”5 Dengan demikian bahwa kata Mazmur adalah suatu nyanyian yang dinyanyikan sebagai ucapan syukur kepada Allah dengan diiringi permainan kecapi. “Yang lain lagi melukiskan sifat dasar dari Mazmur tersebut seperti (1) sebuah kidung untuk dinyanyikan dengan bantuan alat musik (mizmor), (2) sebuah nyanyian (shir), (3) lagu kebangsaan (maskil) atau (4) sebuah ratapan (mittam).”6 dari keempat fungsi dari mazmur tersebut di atas, mazmur empat termasuk dalam fungsi yang pertama. Dimana raja Daud menyanyikan mazmur dengan diiringi oleh permainan kecapi. Daud ketika malam hari menaikkan doa kepada Tuhan atas pertolongan Tuhan di dalam hidupnya. Ketika berdoa, raja Daud menyampaikan ucapasyukur dan pujia-pujian atas perbuatan tangan Tuhan dan keajaiban Tuhan dalam hidupnya. Doa ini diekspresikan dalam bentuk pujian dengan diiringi permainan kecapi.

               Kitab mazmur ditulis oleo tidak hanya satu orang saja. Namu kitab mazmur ditulis oleo beberapa orang. Diantaranya adalah raja Daud, Asaf, bani Korah, Salomo, Musa, Heman, Etan dan ada beberapa mazmur yang tidak diketahui penulisnya. Namun menurut tradisi Yahudi, beberapa dari mazmur yang tidak diketahui penulisnya penulisnya adalah Ezra. Dari seratus lima puluh pasal kitab Mazmur, 73 di antaranya adalah mazmur Daud. Penulisan kitab mazmur tidak dapat diketahui dengan pasti, karena beberapa diantaranya tidak disebutkan nama penulisnya. Namun dari beberapa kitab yang diberi nama penulisnya dapak diperkirakan kapan penulisan dari mazmur tersebut. “Yesus bin Eleazar yang mengarang Kitab Sirakh mungkin antara tahun 190-180sM sudah mengenal pembagian perjanjian lama dalam tiga bagian (bnd. Kata pengantar penerjemah dan Sir. 39:1-3).”7 Sebagian besar kitab mazmur ditulis abad ke-10 hingga ke-5 SM.
               “Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara
umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam
hubungan dengan Allah”8 dala kitab mazmur,sangat banyak menceritakan pengalaman dalam bentuk doa.



A. Makna Kata “Beqarei” dalam Mazmur 4
Bila dilihat dalam kitab mazmur, ada banyak cara atau ekspresi yang dilakukan oleh raja Daud ketika berdoa. Seseorang yang berdoa pasti memiliki cara atau ekpresi yang berbeda. Ketika seseorang senang, berdoa pasti berbeda gayanya dibanding dengan pada saat berdoa dalam keadaan sedih. Dalam kitab mazmur 4 ayat dua, digunakan kata yai‡r>q'B. (((beqarei). Kata beqarei berasal dari kata arq (qar’) yang artinya adalah 1. Menyapa, 2. Menegor, 3. Mendekati, 4. Mendatangi, ..”9  kata qar’ ini didahului dengan suku kata: B. yang memiliki arti umum “dengan”. Kata depan ini menunjukkan cara yang baik yang dilakukan oleh raja Daud ketika berdoa kepada Allah. Kata depan yang dipakai menunjukkan kepada cara raja Daud berdoa kepada Tuhan, yaitu dengan cara menyapa, menegor, mendekati dan mendatangi Tuhan. Dengan demikian, dapat diselidiki bahwa seorang raja Daud, dapat mengalami atau memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan karena sering mendatangi Tuhan. Setiap orang memiliki kesempatan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Raja Daud menyapa dan menegur Tuhan lewat doanya melalui sebuah mazmur. Ia mendatangi Tuhan dengan perminan alat musik dan menyanyikan doa kepada Tuhan. Di lain hal,kata qara’ diikuti dengan akhiran penghubung y iyang berfungsi sebagai akh.ganti qal. Inf. konst. 1ut. Sehingga diterjemahkan “ketika”. Itu berarti bahwa Tuhan  memberi kelegaan dan membenarkan seseorang ketika menyapa Tuhan dengan menaikkan ucapan syukur kepada Tuhan. Raja Daud merasakan kelegaan saat berdoa kepada Tuhan.

B. Makna Kata tebaqesu
Berdoa merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki suatu tujuan tertentu. Di samping itu, seseorang berdoa karena disebabkan oleh sesuatu. Jika dilihat dari kata Ibrani Wvßq.b;T.. ((tebaqesu), raja Daud memiliki alasan yang kuat mengan berdoa kepada Tuhan. Kata Wvßq.b;T.. ((tebaqesu) adalah kata kerja piel. Imp. 2mj. Dengan akar vqb. Yang memiliki arti: keinginan yang kuat. kata ini menggunakan stem piel. Piel adalah kata kerja yang berfungsi sebagai “resultif”, yaitu menyebabkan suatu hasil dari induk kata kerja. Maka kata ini dimengerti sebagai: klian menjadikannya memiliki hasrat yang kuat. Namun jika parsingnya adalah piel. Imperfek 2mj. Imperfek artinya adalah suatu kegiatan yang akan dilakukan (belum terjadi), maka diterjemahkan kalian akan menjadikannya memiliki hasrat yang kuat. Raja Daud memiliki alasan berdoa kepada Tuhan yaitu karena ia telah mengalami pertolongan Tuhan di masa hidupnya, maka kebesaran Tuhan itu menimbulkan  suatu keinginan yang kuat untuk bermazmur kepada Tuhan.







BABB III

KESIMPULAN


            Berdoa adalah kewajiban setiap orang. Doa adalah sarana yang paling baik untuk membangun kepribadian seseorang. Terhadap siapa sectoring lebih sering berkomunikasi, akan mempengaruhi kepribadian orang tersebut. Seorang raja Daud dekat dengan Tuhan karena melakukan aktivitas berdoa. Dengan demikian, saya harus menjadi seorang yang cinta akan persekutuan dengan Tuhan di dalam doa. Sebab dengan berdoa, saya bisa mengungapkan rasa syukur kepada Tuhan atas perbuatanNya dalam hidup saya. Selama ini saya belum begitu menyadari bahwa Allah sudah sangat luar biasa memakai saya melayaniaNya, baik di gereja maupun di kantor PKK, bahkan mengajar remaja di LEM CENTER. Saya seharusnya berdoa dengan nyanyian mazmur atas kebesaran dan keindahan panggilan Tuhan ini bagi saya. Sebagai persembahan yang terbaik adalah pujian dari hati. Dan sekarang Perbuatan Tuhan it membuat dalam diri saya memiliki hasrat yang kuat untuk mengagungkan namaNya. Oleo sebab itu, saya harus menjadikan “berdoa” sebagai tugas harian yang harus saya lakukan. Saya akan membuat ungkapan bagi saya sendiri untuk silakukan yaitu “PRAY IS MY LIFE”. Hal ini disebabkan oleo dorongan ingin menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan.



KEPUSTAKAAN

Abineno J. L. Ch. 1991. Mazmur dan Ibadah. Jakarta; Gunubng Mulia.
Barth Marie Clarie dan B.A.Pareira. 2001. Tafsiran Alkitab Kitab Mazmur 1-72. Jakarta: Gunung Mulia.
Baxter J. Sidlow. 1993. Menggali Isi Alkitab Jilid 2. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
Editor Emma Maspaitella.  Terj. Hananiel Nugroho dkk. 2005. The Wycliffe Bible Commentary volume 2. Malang: Gandum Mas.
http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/P_Maz3.htm#isi.
Kamus Inggris Indonesia, hal 6.
Koch Klaus. 1993. Kitab Yang Agung. Jakarta: Gunung Mulia.








DAFTAR ISI

BAB
     I.     PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . 1

II.   TINJAUAN TERHADAP KATA IBRANI “BEQAREI” DAN “TEBAQESU” SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DOA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
A. Makna Kata “Beqarei” dalam Mazmur 4
B. Makna Kata tebaqesu
     III.  KESIMPULAN

  KEPUSTAKAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  .  . .  8












1Klaus Koch. Kitab Yang Agung (Jakarta: Gunung Mulia, 1993 ), 32.
2Klaus Koch. Kitab Yang Agung (Jakarta: Gunung Mulia, 1993 ),34.
3J. Sidlow Baxter. Menggali Isi Alkitab Jilid 2 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993), 3.
4 J. L. Ch. Abineno. Mazmur dan Ibadah (Jakarta; Gunubng Mulia, 1991), 1.
5 Ibid
6 The Wycliffe Bible Commentary volume 2. Terj. Hananiel Nugroho dkk. Editor Emma Maspaitella (Malang: Gandum Mas, 2005), 108.
7Marie Clarie Barth dan B.A.Pareira. Tafsiran Alkitab Kitab Mazmur 1-72 (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 27.
8http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/P_Maz3.htm#isi
9Kamus Inggris Indonesia, hal 6.