Sabtu, 12 April 2014

Anak Jalanan



BAB I


PENDAHULUAN



Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang fenomena yang terdapat dalam masyarakat. Salah satu fenomena sosial di perkotaan yang belakangan ini semakin nyata di Indonesia adalah masalah Anak-anak Jalanan. Anak Jalanan semata-mata bukan hanya menjadi malasalah kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di beberapa kota di Indonesis tidak jarang lagi ditemukan anak jalanan, termasuk kota Batam. Dari pengalaman penelitian beberapa orang tentang Anak Jalanan di Indonesia, memperlihatkan mereka perlu mendapat perhatian yang sangat serius. Hakekatnya persoalan mereka bukanlah kemiskinan belaka, melainkan juga manipulasi, ketidak-konsistenan terhadap cara-cara pertolongan baik oleh mereka sendiri maupun pihak lain yang menaruh perhatian terhadap Anak Jalan.
Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang tersebut terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang karakteristik kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki, keterkaitan hubungan dengan pihak dan orang -orang yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita menempatkan mereka secara lebih arif bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar. Studi kasus ini berupaya mendapatkan suatu karakteristik Anak Jalanan yang setidaknya dapat memberi gambaran kepada kita tentang permasalahan sehari-hari yang dihadapi mereka serta ikut memikirkan upaya mengatasi permasalahn mereka.
BAB II
TINJAUAN SOSIOLOGI TERHADAP ANAK JALANAN

            Berbicara mengenai tinjauan sosiaologi terhadap anak jalanan berarti melihat  fenomena-fenomena yang terjadi berkaitan dengan anak jalanan. Sosiologi adalah ilmu berkawan atau ilmu bermasyarakat. Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman yang baik atas sosiologi mempengaruhi tanggapan seseorang terhadap masyarakat yang ada di sekitar. Jika di perhatikan di setiap kota, selalu ada ditemukan beberapa anak jalanan, yang walaupun persentase di beberapa kota tersebut sangat berbedad-beda. Ditinjau berdasarkan pengamatan penulis, di kota Batam terdapat beberapa anak jalanan yang bisa ditemui di berbagai persimpangan jalan raya, termasuk lampu merah. Oleh sebab itu, anak jalanan merupakan fenomena masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak. Sebagai orang percaya, seharusnya membuktikan kasih terhadap sesama dengan cara memberi perhatian terhadap anak jalanan.
Sebelum melangkah lebih jauh tentang tinjauan terhadap anak jalanan, sangatlah baik jika kita mengerti apa sebenarnya yang dimaksud dengan anak jalanan. Anak jalanan bisa dijelaskan oleo banyak orang dengan pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan pengalaman tersendiri. Oleh sebab itu, sangatlah baik bagi orang percaya untuk mengenali dan bahkan mengerti tentang apa dan siapa it yang disebut orang anak jalanan.


Pengertian Anak Jalanan
            Berdasarkan pemahaman yang baik tentang anak jalanan membuat hati seseorang untuk bertindak untuk melakukan sesuatu bagi anak jalanan tersebut. Penulis sendiri mendefinisikan anak jalanan itu adalah anak yang kehidupan sehari-harinya berada di jalanan. Mereka tidak memiliki tempat bermain yang teratur atau terkhusus, tidak mempunyai sarana bermain yang lengkap, juga tidak memiliki pendidikan yang sewajarnya. Untuk memahami lebih lagi penulis mengambil sebuah pendapat dari salah satu artikel di internet yang berkata bahwa: “ Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.”1 Dari kutipan di atas, penulis membuat sebuah kesimplan bahwa anak jalanan memiliki makna yang luas. Oleh karena itu, tidak seorang pun yang mampu dengan pasti dan secara lengkap menyebutkan pengertian dari anak jalanan.

Pengelompokan Anak Jalanan
            Ditengah ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada mulanya ada dua kategori anak jalanan, yaitu children on the street dan children of the street. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori, yaitu children in the street atau sering disebut juga children from families of the street. Pengelompokan ini disebutkan karena melihat keadaan yang sebenarnya di dalam lingkungan bahwa anak jalanan dikelompokkan menjadi dua bagian.
Children of the street
            Anak jalanan memiliki profesi sebagai seorang anak jalanan yang mengambil keputusan untuk mengisi hari-harinya dengan memisahkan diri dari keluarganya. Menurut sebuah artikel berkata bahwa : “Children of the street anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya.”2 Mereka ini adalah orang-orang yang meninggalkan sekolahnya dan lingkungan pendidikan yang lainnya. Sebab mereka telah merasa lebih nyaman untuk hidup sebagai anak jalanan.

            Yang sudah di sekolahkan malah keluar dari sekolahnya serta kembali menjadi pengamen dan peminta-minta. Menurut teori reinforcement: "sesuatu yang menyenangkan akan selalu diulang, sesuatu yang tidak menyenangkan akan dihindari". Mereka menganggap sekolah adalah sesuatu yang tidak menyenangkan (punishment) dan dengan mengamen / meminta-minta di jalan adalah sesuatu yang menyenangkan (reward) karena akan mendapatkan banyak uang untuk bersenang-senang.3

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa anak jalanan adalah orang-orang yang memutuskan untuk berpisah dari keluarga, sekolah dan organisasi yang lain untuk hidup terpisah. Hal ini disebabkan oleh adanya sifat ogoisme manusia dimana mereka hanya ingin hidup senang-senang saja. Tanpa kerja dapat uang bannyak untuk bersenang-senanga.
Cildren On The Street
Berbeda dengan children of the street, children on the street memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya. hal ini adalah menjadi fenomena yang lebih baik daripad kelompok yang sebelumnya. Sebab lebih mudah untuk merangkul kembali anak jalanan tipe seperti ini untuk kembali dipulihkan. “Children on the street adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga.”4 Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.

Solusi Memecahkan Masalah Anak Jalanan
            Pentingnya sosiologi dalam hal bermasyarakat adalah menyelidiki fenomena yang ada dalam masyarakat tersebut. Dengan mengetahui fenomena anak jalanan ini, sosiologi diharapkan dapa memberi respon yang baik mengenai solusi untuk masalah tersebut. Setiap ada masalah pasti selalu ada jalan keluar untuk bebas dari masalah tersebut. Sebab anak jalanan adalah masalah bagi pemerintah dimana anak tersebut sebagai warga negara. 

Pendampingan
Pendampingan yang dimaksud di sini adalah memberi waktu bersama-sama dengan mereka. Hal ini menjadi sangat penting karena banyak diantara anak jalanan yang merasa tidak dikasihi dan tidak dihargai karena mereka dianggap sebagai orang-orang yang hina karena pekerjaan mereka. Kebanyakan anak jalanan merasa dikucilkan oleo masyarakat.
Karena perlakuan keluarga maupun lingkungan menyebabkan anak
jalanan terkadang merasa bahwa mereka adalah anak yang tersingkirkan dan tidak dikasihi, olehnya kita dapat memulihkan percaya diri mereka. “Uang” kita dapat dialihkan dengan waktu yang kita berikan untuk mendampingi mereka.5
 Dengan sikap penerimaan tersebut dapat mengatasi luka masa lalu mereka. Pendampingan menjadi sangat penting dalam hal memotivasi anak jalanan meraih masa depan yang lebih baik.
Bantuan Pendidikan
Kita dapat membantu mereka dalam pendampingan bimbingan
belajar, memberikan kesempatan mereka untuk sekolah lagi dengan Beasiswa,
Bimbingan Uper (Ujian Persamaan) untuk anak yang telah melewati batas usia sekolah.
“Uang” kita dapat kita konversi menjadi “Beasiswa” (memang pemerintah telah
membebaskan uang SPP untuk sekolah negeri, Namun hal tersebut digantikan dengan
pungutan lainnya bahkan lebih mahal dari pada uang SPP yang telah dihapuskan dengan
mengatas namakan “uang buku”, “uang kegiatan” dan lain-lainnya.

Bantuan Kesehatan
Dengan latar belakang pendidikan yang rendah serta lingkungan
yang tidak sehat mengakibatkan mereka rentan dengan sakit penyakit. Pada kondisi
sekarang mereka bukanlah tidak memiliki uang untuk berobat namun kesadaran akan
mahalnya kesehatan sangat rendah dalam lingkungan mereka. Uang kita dapat kita rubah menjadi penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan untuk awareness, subsidi obat- obatan serta subsidi perawatan kesehatan.
Penyediaan Lapangan Pekerjaan
Sebagai contoh yang baik, Carrefour melakukan terobosan yang sangat bagus dengan menerima 4 anak jalanan yang cukup umur untuk bekerja di perusahaannya. Langkah ini merupakan salah satu obat mujarab terhadap penyakit masyarakat yang menjangkit bahkan telah mulai membusuk dalam bangsa ini. Bayangkan jika terdapat “Carrefour” yang lainnya dapat membuka kesempatan tersebut, mungkin jalanan akan sepi dengan anak anak jalanan karena orang tua mereka telah mulai bekerja.






BAB III
KESIMPULAN
           Dapat dilihat bahwa kehidupan kelurga sedang mengalami perubahan dari
kehidupan keluarga besar menjadi keluarga inti, dari budaya tradisional pedesaan
menjadi budaya modern perkotaan. Karena itu, kehidupan mereka ini sangat
terpengaruh terhadap setiap kondisi, perubahan dan pengaruh lingkungan yang terjadi.
Selain itu, pendapat mereka kurang dapat menopang secara keseluruhan
kebutuhan keluarga. Tentu faktor ini juga menjadi faktor penyebab percepatan
perubahan dalam kehidupan keluarga tersebut. Mungkin suatu saat mereka akan
melakukan apa saja untuk menghidupi keluarga karena tuntutan kebutuhan dan
perubahan yang terjadi.
Dalam pola asuh keluarga terhadap anak, pihak orang tua atau keluarga mulai memberikan kebebasan yang lebih besar kepada anak. Jelas hal ini akan memberikan akses interaksi sosial yang semakin luas terhadap anak untuk bergaul dengan teman-temannya. Sesungguhnya akses ini akan memberikan peluang kepada anak untuk mengembangkan kreativitas, kemandirian dan wawasan anak, bilamana dapat diimbangi dengan kontrol keluarga yang baik. Namun, sebaliknya bila keluarga tidak dapat mengontrolnya, tidak mustahil akan terjadi perilaku- perilaku yang a-sosial terhadap anak. Karena itu, perlu dilakukan pemberdayaan- pemberdayaan terhadap keluarga.


KEPUSTAKAAN
file:/// Anak-Jalanan.htm
Setiawan Yamin .Fenomena Anak Jalanan. Artikel. 2011
PENDAHULUAN
Salah satu fenomena sosial di perkotaan yang belakangan ini semakin nyata, lebih - lebih dengan adanya krisis moneter yang melanda di Indonesia dalam setahun terakhir ini adalah masalah Anak-anak Jalanan. Anak Jalanan semata-mata bukan hanya menjadi malasalah kota besar di negara-negara sedang berkembang.
Di Amsterdam, New York, London, Frankfurt, dan Bandung, anak-anak yang terpaksa hidup di jalanan karena berbagai sebab, juga semakin marak. Meskipun berbeda dengan Anak-anak Jalanan di Malaysia, Singapura, Thailand, India, Philipina, bukan berarti persoalan Anak Jalanan di Jakarta tidaklah penting. Dari pengalaman penelitian tentang Anak Jalanan di Jakarta, memperlihatkan mereka perlu mendapat perhatian yang sangat serius. Hakekatnya persoalan mereka bukanlah kemiskinan belaka, melainkan juga eksploitasi, manipulasi, ketidak-konsistenan terhadap cara-cara pertolongan baik oleh mereka sendiri maupun pihak lain yang menaruh perhatian terhadap Anak Jalan.
Anak Jalanan belakangan ini menjadi suatu fenomena sosial yang sangat penting dalam kehidupan kota besar. Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang tersebut terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang karakteristik kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki, keterkaitan hubungan dengan pihak dan orang -orang yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita menempatkan mereka secara lebih arif bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar.
Studi kasus ini berupaya mendapatkan suatu karakteristik Anak Jalanan yang setidaknya dapat memberi gambaran kepada kita tentang permasalahan sehari-hari yang dihadapi Anak Jalanan, kondisi orang tuanya, aspirasi mereka serta ikut memikirkan upaya mengatasi permasalahn mereka.


1file:/// Anak-Jalanan.htm
2file:/// Anak-Jalanan.htm
3Yamin Setiawan.Fenomena Anak Jalanan. Artikel. 2011
4file:/// Anak-Jalanan.htm
5file:/// Anak-Jalanan.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar