BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam perjalanan
kekristenan yang semakin maju, ada banyak perubahan-perubahan yang terjadi
dalam Tuhan. Beberapa diantara perubahan itu mengarah kepada perubahan yang
menuju ke arah yang baik. Namun, beberapa diantaranya adalah perubahan ke arah
yang kurang baik. Leh sebab itu perlu dimengerti tentang gereja yang
sebenarnya. Oleh sebab itu, melihat kesatuan gereja dalam Efesus adalah
alternatif yang sangat baik. Beberapa organisasi muncul untuk membentuk gereja
yang secara menyeluruh di seluruh dunia membentuk suatu kesatuan dalam bentuk
organisasioleh sebab itu, banyak gereja yang tidak mengingat lagi yang merupakan
kesatuan yang sebenarnya dalam gereja. Oleh sebab itu, perlu pemahaman yang
baik tentang kesatuan itu. Selain dari pada itu gereja lebih mengutamakan
kesatuan organisasi daripada kesatuan
iman dalam Kristus Yesus. Dengan demikian, jika hal ini berlarut dalam waktu
yang lama, maka akan timbul pemahaman yang baru mengenai kesatuan gereja yang
mengutamakan organisasi. Pemahaman yang benar akan kesatuan akan mengakibatkan
pertumbuhan gereja ke arah yang lebih
baik. Dengan adanya kitab Efesus mengajarkan bahwa kesatuan yang dikehendaki
oleh Allah adalah kesatuan dalam hal iman kepada Kristus.
BAB II
KESATUAN GEREJA MENURUT KITAB EFESUS
Kesatuan dalam kitab Efesus
adalah kesatuan yang sedemikian rupa digambarkan oleh Paulus dengan menyebutkan
Yesus sebagai kepala dan gerejanya sebagai anggota tubuh. Itu berarti bahwa
dalam kesatuan yang dimaksud adalah bahwa setiap orang percaya satu dalam hal
memuji Tuhan. Satu yang dimaksud dalam kitab efesus adalah bukan satunya
organisasi gereja. Ada banyak pengertian orang bahwa kesatuan yang dimaksud
adalah kesatuan organisasi gereja tanpa mempertimbangkan perbedaan doktrin.
Namun, kitab Efesus mencatat bahwa kesatuan yang disebutkan adalah kesatuan
dalam iman kepada Yesus Kristus. Yesus adalah pusat dari segalanya. Yesus
sebagai pusat dari segalanya adalah menyatakan bahwa setiap anggota tubuh
melakukan apa yang diperintahkan oleh kepala. Dalam kitab Efesus sangat jelas
digambarkan tubuh manusia. Dimana Yesus sebagai kepala yang menguasai segala
sesuatu. Dan oleh sebab itu hanya Dialah yang patut di turuti atau ditaati.
Jemaat yang adalah tubuhNya melakukan kehendak kepala. Jemaat yang adalah
tubuhnya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Artinya adalah bahwa setiap anggota
tubuh yang memiliki fungsi dan kemampuan yang berbeda adalah dikontrol oleh
kepala. Demikianlah halnya jemaat adalah tubuhNya yang melakukan kehendak
Yesus. Jemaat memiliki karunia yang berbeda, tetapi tujujuan dari karunia itu
adalah untuk memuliakan Tuhan. Dengan demikian nyatalah bahwa dari
keseluruhannya, setiapmanusia bukan hidup untuk dirinya sendiri tetapi untuk
kemuliaan Tuhan.
Pengertian oikumene
Ketika seseorang mendengar kata
oikumene mungkin akan berpikir tentang kesatuan yang mencakup seluruh dinia.
Kata oikumene sudah menjadi kata yang universal dimengerti oleh banyak orang .
Terlebih khusus adalah orang kristen yang sudah merayakan natal ookumene. Natal
oikumene adalah natal oleh umat kristen seluruh dunia yang disepakati bersama
untuk merayakan natal bersama pada hari yang sama. Jadi hal ini sudah
dimengerti oleh semua orang dengan mudahnya. Akan tetapi, lebih baik lagi jika
dimengerti jika melalui arti harffiahnya. Dalam diktad oikoumenika dikatakan
bahwa: “kata oikoumene (juga oecumenism ekumene) diambil dari bahasa Ibrani,
berasal dari kata oikos yang artinya “rumah yang didiami”. Jika dicari
padanannya dalam bahasa Indonesia barangkali lebih cocok artinya “rumah tangga
Tuhan untuk penghuni alam semesta”. Jadi, ecumenism mengartikan rumah Tuhan
yang didiami di bumi.”1 Hal ini
mengartikan bahwa oikumene adalah kesatuan orang percaya yang mendiami bumi
yang bersatu di atas dasar iman kepada Yesus Kristus. Oleh sebab itu, orang
percaya akan mempersatukan organisasi gereja dan iman mereka. Sedangkan
Christian, dalam bukunya mengatakan bahwa:
“Jadi, arti modern kata oikumenis tidak lagi menunjuk
kepada suatu kenyataan. Seperti dulu, tetapi kepada suatu tujuan yang hendak
dicapai melalui suatu usaha dan pergumulan, yaitu gereja yang satu (esa),
kudus, am dan rasuli dari credo (pengakuan iman), una sancta (kependekan dari
una sancta ecclesia catholica et apostolica, suatu gereja yang kudus, am dan
rasuli) yang dipercayai dan oleh sebab itu harus diwujudkan secara nyata.”2
Kesatuan organisasi
Dalam kesatuan oikumene ada beberapa
aspek yang dilihat oleh orang kristen. Salah satunya adalah kesatuan dalam
organisasi gereja. Dari seluruh dunia, akan ada kesatuan organisasi gereja yang
disebut oikumene.Sungguhpun banyak gereja yang berjenis memiliki nama yang
berbeda dan doktrin yang berbeda, namun ada satu organisasi yang mempersatukan
semua gereja. Didalam Efesus 4:7-13 berbicara mengenai kesatuan jemaat
dan karunia yang berbeda. Kita masing-masing mendapatkan karunia sesuai dengan
pemberian Kristus (ayat 7) dan juga kita perlu untuk bertumbuh. Dalam bertumbuh
banyak proses yang menyakitkan: ada yang dipotong carangnya, ada yang harus
dibersihkan. Tetapi banyak dari antara kita tidak bersatu, tidak mendukung
kesatuan gereja. Gereja kita sedang dalam masa pertumbuhan. Diumpamakan ada
tiga burung yang sedang bertengger diatas tiang listrik. Dua diantara mereka
mau untuk terbang, tetapi itu cuma wacana semata, mereka hanya “mau” terbang,
tetapi tidak mengambil tindakan untuk terbang. Kita jangan hanya dalam
perkataan kita dalam kesatuan untuk mau membantu gereja, tetapi gereja belum
dibantu.
Kita juga punya panggilan untuk
bersatu, sama halnya dengan mata rantai, apabila hanya satu maka tidaklah kuat,
tetapi apabila mata rantai bersatu maka akan kokoh, bahkan sebuah kesatuan mata
rantai dapat menahan sebuah kapal yang besar. Demikian kita harus bersama-sama
bersatu membangun gereja. Dalam ayat ke tujuh dikatakan bahwa kita punya karunia.
Baik itu besar maupun kecil. Tetapi yang terpenting adalah kita mempersembahkan
karunia tersebut.
Digambarkan ada sembilan orang
sedang berlomba dalam olimpiade yang diperuntukkan bagi orang cacat, ketika
mendekati akhir lomba ada satu peserta yang ketinggalan dibelakang mereka. Maka
dengan bersepakat mereka tidak menghiraukan lomba serta langsung membantu teman
mereka yang ketinggalan dibelakang dan bersama-sama mengakhiri lomba. Ini semua
berkat adanya kesatuan diantara mereka, ke delapan orang tersebut tidak
memikirkan keegoisan mereka sendiri. Demikian juga kita apabila bersatu dalam
membangun sebuah gereja yang bertumbuh maka kita akan bersama-sama menjadi
juara. Begitu hal kita dalam memberi bagi pertumbuhan gereja, kita tidak
terpengaruh oleh pemberian orang lain, melainkan kita memberi karena kita ingin
bersatu dalam pertumbuhan gereja dan bersama-sama menjadi juara didalam
Kristus.3
Dari kesatuan yang
ada di atas, digambarkan bahwa kesatuan gereja tersebut sangat menguntungkan.
Hal ini disebabkan karena jika semuanya sudah menjadi satu maka semuanya gereja
akan tolong menolong. Jika ada gereja yang ketinggalan, maka organisasi ini
yang disebut oikumene akan menolongnya. Dalam buku diktad STII dikatakan bahwa:
“Di lain pihak ada gerakan yang ingin mempersatukan gereja-gereja dan
persekutuan yang ada dengan tidak memperhatikan perbedaan yang ada secara
doktrinal, yang penting bisa bersatu.”4
dengan tidak mmemandang perbedaa, tetapi melihat kesatuan di dalam Kristus,
semua gereja menjadi satu dalam organisasi.
Kesatuan Di Dalam Kristus
Kesatuan di dalam Kristus yang dimaksud adalah satu di dalam iman
kepada Yesus Kristus. Dalam hal ini semua gereja akan melihat bahwa Kesatuan
yang menjadi dasar bagi gereja adalah iman Kepada Yesus Kristus. Kesatuan orang
percaya didalam Kristus begitu penting, sehingga Kitab Perjanjian Baru
memberikan lebih banyak perhatian untuk hal ini dibandingkan sorga ataupun
neraka. Menjaga kesatuan kita didalam Kristus berarti juga menjaga kesatuan
gereja, komunitas persekutuan kita. Dimata Tuhan hal ini penting, karena
kesatuan adalah jiwa persekutuan yang merupakan hakekat dan inti dari kehidupan
bersama didalam Kristus.
Doa
Tuhan Yesus yang Agung untuk gereja-Nya adalah “supaya umat-Nya menjadi satu”
(Yoh. 17:21). Tuhan memandang kesatuan sebagai sesuatu yang baik dan indah
(Maz. 133:1) karena itu, jika kesatuan adalah perintah Tuhan maka seluruh orang
percaya wajib memeliharanya.Karena orang percaya adalah anggota keluarga Allah
(Ef. 2:19-20). Alkitab menyatakan didalam Kristus kita bukanlah orang asing dan
pendatang melainkan anggota keluarga Allah. Kita harus menyadari, kesatuan itu
tercipta karena status kita sebagai anak Allah (Yoh 1:12) yang telah dipanggil
dari gelap menuju terang Tuhan yang ajaib; inilah identitas kita. Gereja harus
‘melawan’ budaya individualistis dalam masyarakat modern dengan ‘semangat
kasih’ yang menjadi gaya hidup orang percaya. Karena didalam kesatuan ada
berkat Tuhan. (Mzm 133: 1-3)
ALkitab
menyatakan Tuhan memerintahkan berkat ketika umat-Nya hidup dalam kesatuan. Doa
yang dijawab bukan hanya karena dinaikkan dengan iman tetapi juga karena
kesehatian dalam berdoa (Mat. 18:19). Gereja yang hidup dalam kesatuan,
keluarga yang hidup dalam kesatuan akan senantiasa melihat dan mengalami
mujizat Tuhan. Kita harus menyadari bahwa kesatuan itu sudah Tuhan berikan
karena kita berada didalam Kristus. Namun, bagaimanakah agar kesatuan itu dapat
terpelihara?
Perlu
diusahakan (Ef. 4:3). Alkitab menyatakan “…berusahalah memelihara….” (ayat 3)
kita tidak dapat mengharapkan kesatuan itu terpelihara tanpa berusaha
memeliharanya. Ini membutuhkan kerja keras, bagaimana cara memeliharanya? Ayat
1 dan 2 menjelaskan kepada kita bahwa kita harus hidup berpadanan dengan
panggilan kita yaitu dengan hidup rendah hati, lemah lembut, sabar dan saling
menolong. Lihat persamaan bukan perbedaan (Ef. 4:4-6). Kesatuan terpecah karena
orang sering memandang perbedaan bukan persamaan. Fokuskan pada persamaan
karena itulah yang mempersatukan. (Roma 14:19) mendorong kita untuk mengejar hal-hal
yang mendatangkan damai sejahtera.
Alkitab mengatakan kita
harus saling menghargai dan menghormati berdasarkan kasih karunia Tuhan.
Orang-orang yang telah bekerja keras juga perlu mendapat penghormatan (I Tes
5:12-13). Dan yang perlu kita ingat adalah menghormati Pemimpin, Penatua,
Gembala (Ibr. 13:17). Dalam bukunya, Merill C. Tenney mengatakan bahwa: “Hanya
di dalam Efesuslah di dalamPB, dimana kata jemaat berarti gereja yang universal
bukan suatu kelompok lokal. Ia dimaksudkan untuk memberitahukan kepada
bangsa-bangsa lain akan panggilan yang baru bagi mereka, dan ia mengungkapkan
materi tubuh Kristus dimana tidak ada Yahudi atau Yunani, majikan atau budak.”5 Maksudnya adalah bahwa kitab Efesus
memandang persatuan yang dimaksud adalah persatuan di dalam Kristus. Tidak ada
lagi perbedaan suku atau ras, bahasa, bangsa, dan lain-lain sebab dipanggil
untuk tujuan yang satu yaitu memberitakan Kristus. Dan inilah yang akan menjadi
landasan oikumenika dalam kitab Efesus.
KESIMPUAN
Kesatuan
yang dimaksuda dalam kitab Efesus adalah kesatuan dalam hal tujuan yang satu
yaitu memberitakan Kristus. Kitab Efesus adalah kita satu-satunya dalamPerjanjian
Baru yang mengupas tentang kesatuan dalam Kristus. Yaitu kesatuan iman. ALkitab
menyatakan Tuhan memerintahkan berkat ketika umat-Nya hidup dalam kesatuan. Doa
yang dijawab bukan hanya karena dinaikkan dengan iman tetapi juga karena
kesehatian dalam berdoa (Mat. 18:19). Gereja yang hidup dalam kesatuan,
keluarga yang hidup dalam kesatuan akan senantiasa melihat dan mengalami
mujizat Tuhan. Dalam Kitab Efesus digambarkan bahwaorang kristen adalah
tubuhnya. Semuanya adalahsatu. Yesus sebagai kepala dan gerejaNya sebagai
anggota yang terdiri dari berbagai anggota yang berbeda. Kesatuan yang dimaksudkan
kitab Efesus adalah kesatuan dalam hal iman kepadaYesus Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar