BAB
I
PENDAHULUAN
Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang
fenomena yang terdapat dalam masyarakat. Salah satu fenomena sosial di
perkotaan yang belakangan ini semakin nyata di Indonesia adalah masalah
Anak-anak Jalanan. Anak Jalanan semata-mata bukan hanya menjadi malasalah kota
besar di negara-negara sedang berkembang. Di beberapa kota di Indonesis tidak
jarang lagi ditemukan anak jalanan, termasuk kota Batam. Dari pengalaman
penelitian beberapa orang tentang Anak Jalanan di Indonesia, memperlihatkan
mereka perlu mendapat perhatian yang sangat serius. Hakekatnya persoalan mereka
bukanlah kemiskinan belaka, melainkan juga manipulasi, ketidak-konsistenan
terhadap cara-cara pertolongan baik oleh mereka sendiri maupun pihak lain yang
menaruh perhatian terhadap Anak Jalan.
Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai
cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang tersebut
terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang karakteristik
kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki,
keterkaitan hubungan dengan pihak dan orang -orang yang ada di sekitar
lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita menempatkan mereka secara lebih arif
bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar. Studi kasus ini
berupaya mendapatkan suatu karakteristik Anak Jalanan yang setidaknya dapat
memberi gambaran kepada kita tentang permasalahan sehari-hari yang dihadapi
mereka serta ikut memikirkan upaya mengatasi permasalahn mereka.
BAB II
TINJAUAN SOSIOLOGI TERHADAP ANAK JALANAN
Berbicara mengenai tinjauan
sosiaologi terhadap anak jalanan berarti melihat fenomena-fenomena yang terjadi berkaitan
dengan anak jalanan. Sosiologi adalah ilmu berkawan atau ilmu bermasyarakat.
Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman yang baik atas sosiologi mempengaruhi
tanggapan seseorang terhadap masyarakat yang ada di sekitar. Jika di perhatikan
di setiap kota, selalu ada ditemukan beberapa anak jalanan, yang walaupun
persentase di beberapa kota tersebut sangat berbedad-beda. Ditinjau berdasarkan
pengamatan penulis, di kota Batam terdapat beberapa anak jalanan yang bisa
ditemui di berbagai persimpangan jalan raya, termasuk lampu merah. Oleh sebab
itu, anak jalanan merupakan fenomena masyarakat yang membutuhkan perhatian
khusus dari berbagai pihak. Sebagai orang percaya, seharusnya membuktikan kasih
terhadap sesama dengan cara memberi perhatian terhadap anak jalanan.
Sebelum melangkah lebih jauh tentang
tinjauan terhadap anak jalanan, sangatlah baik jika kita mengerti apa sebenarnya
yang dimaksud dengan anak jalanan. Anak jalanan bisa dijelaskan oleo banyak
orang dengan pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan pengalaman tersendiri.
Oleh sebab itu, sangatlah baik bagi orang percaya untuk mengenali dan bahkan
mengerti tentang apa dan siapa it yang disebut orang anak jalanan.
Pengertian Anak Jalanan
Berdasarkan pemahaman yang baik
tentang anak jalanan membuat hati seseorang untuk bertindak untuk melakukan
sesuatu bagi anak jalanan tersebut. Penulis sendiri mendefinisikan anak jalanan
itu adalah anak yang kehidupan sehari-harinya berada di jalanan. Mereka tidak
memiliki tempat bermain yang teratur atau terkhusus, tidak mempunyai sarana
bermain yang lengkap, juga tidak memiliki pendidikan yang sewajarnya. Untuk
memahami lebih lagi penulis mengambil sebuah pendapat dari salah satu artikel
di internet yang berkata bahwa: “ Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang
mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih
memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian
anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.”
Dari kutipan di atas, penulis membuat sebuah kesimplan bahwa anak jalanan
memiliki makna yang luas. Oleh karena itu, tidak seorang pun yang mampu dengan
pasti dan secara lengkap menyebutkan pengertian dari anak jalanan.
Pengelompokan Anak Jalanan
Ditengah
ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan
anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada mulanya ada dua
kategori anak jalanan, yaitu children on the
street dan children of the street. Namun pada perkembangannya ada
penambahan kategori, yaitu children in the
street atau sering disebut juga children from families of the street. Pengelompokan
ini disebutkan karena melihat keadaan yang sebenarnya di dalam lingkungan bahwa
anak jalanan dikelompokkan menjadi dua bagian.
Children of the street
Anak jalanan memiliki profesi
sebagai seorang anak jalanan yang mengambil keputusan untuk mengisi hari-harinya
dengan memisahkan diri dari keluarganya. Menurut sebuah artikel berkata bahwa :
“Children of the street anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar
waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan
dengan orangtua atau keluarganya.” Mereka
ini adalah orang-orang yang meninggalkan sekolahnya dan lingkungan pendidikan
yang lainnya. Sebab mereka telah merasa lebih nyaman untuk hidup sebagai anak
jalanan.
Yang sudah di sekolahkan malah keluar
dari sekolahnya serta kembali menjadi pengamen dan peminta-minta. Menurut teori
reinforcement: "sesuatu yang menyenangkan akan selalu diulang,
sesuatu yang tidak menyenangkan akan dihindari". Mereka menganggap sekolah
adalah sesuatu yang tidak menyenangkan (punishment) dan dengan mengamen
/ meminta-minta di jalan adalah sesuatu yang menyenangkan (reward)
karena akan mendapatkan banyak uang untuk bersenang-senang.
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa anak jalanan adalah
orang-orang yang memutuskan untuk berpisah dari keluarga, sekolah dan
organisasi yang lain untuk hidup terpisah. Hal ini disebabkan oleh adanya sifat
ogoisme manusia dimana mereka hanya ingin hidup senang-senang saja. Tanpa kerja
dapat uang bannyak untuk bersenang-senanga.
Cildren On The Street
Berbeda dengan children of the
street, children on the street memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya.
hal ini adalah menjadi fenomena yang lebih baik daripad kelompok yang
sebelumnya. Sebab lebih mudah untuk merangkul kembali anak jalanan tipe seperti
ini untuk kembali dipulihkan. “Children on the street adalah anak-anak yang
mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan
keluarga.” Ada dua kelompok anak jalanan dalam
kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa
pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan
tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan
cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.
Solusi
Memecahkan Masalah Anak Jalanan
Pentingnya sosiologi dalam hal
bermasyarakat adalah menyelidiki fenomena yang ada dalam masyarakat tersebut.
Dengan mengetahui fenomena anak jalanan ini, sosiologi diharapkan dapa memberi
respon yang baik mengenai solusi untuk masalah tersebut. Setiap ada masalah
pasti selalu ada jalan keluar untuk bebas dari masalah tersebut. Sebab anak
jalanan adalah masalah bagi pemerintah dimana anak tersebut sebagai warga
negara.
Pendampingan
Pendampingan yang dimaksud di sini adalah memberi waktu
bersama-sama dengan mereka. Hal ini menjadi sangat penting karena banyak
diantara anak jalanan yang merasa tidak dikasihi dan tidak dihargai karena
mereka dianggap sebagai orang-orang yang hina karena pekerjaan mereka.
Kebanyakan anak jalanan merasa dikucilkan oleo masyarakat.
Karena
perlakuan keluarga maupun lingkungan menyebabkan anak
jalanan terkadang merasa bahwa mereka adalah anak yang tersingkirkan dan tidak dikasihi,
olehnya kita dapat memulihkan percaya diri mereka. “Uang” kita dapat dialihkan
dengan waktu yang kita berikan untuk mendampingi mereka.
Dengan sikap penerimaan tersebut dapat
mengatasi luka masa lalu mereka. Pendampingan menjadi sangat penting dalam hal
memotivasi anak jalanan meraih masa depan yang lebih baik.
Bantuan
Pendidikan
Kita dapat membantu mereka dalam pendampingan bimbingan
belajar, memberikan kesempatan mereka untuk sekolah lagi dengan Beasiswa,
Bimbingan Uper (Ujian Persamaan) untuk anak yang telah melewati batas usia
sekolah.
“Uang” kita dapat kita konversi menjadi “Beasiswa” (memang pemerintah telah
membebaskan uang SPP untuk sekolah negeri, Namun hal tersebut digantikan dengan
pungutan lainnya bahkan lebih mahal dari pada uang SPP yang telah dihapuskan
dengan
mengatas namakan “uang buku”, “uang kegiatan” dan lain-lainnya.
Bantuan Kesehatan
Dengan latar belakang pendidikan yang rendah serta
lingkungan
yang tidak sehat mengakibatkan mereka rentan dengan sakit penyakit. Pada
kondisi
sekarang mereka bukanlah tidak memiliki uang untuk berobat namun kesadaran akan
mahalnya kesehatan sangat rendah dalam lingkungan mereka. Uang kita dapat kita
rubah menjadi penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan untuk awareness,
subsidi obat- obatan serta subsidi perawatan kesehatan.
Penyediaan Lapangan Pekerjaan
Sebagai contoh yang baik, Carrefour melakukan terobosan yang
sangat bagus dengan menerima 4 anak jalanan yang cukup umur untuk bekerja di
perusahaannya. Langkah ini merupakan salah satu obat mujarab terhadap penyakit
masyarakat yang menjangkit bahkan telah mulai membusuk dalam bangsa ini. Bayangkan
jika terdapat “Carrefour” yang lainnya dapat membuka kesempatan tersebut, mungkin
jalanan akan sepi dengan anak anak jalanan karena orang tua mereka telah mulai
bekerja.
BAB III
KESIMPULAN
Dapat dilihat bahwa kehidupan
kelurga sedang mengalami perubahan dari
kehidupan keluarga besar menjadi keluarga inti, dari budaya tradisional
pedesaan
menjadi budaya modern perkotaan. Karena itu, kehidupan mereka ini sangat
terpengaruh terhadap setiap kondisi, perubahan dan pengaruh lingkungan yang
terjadi.
Selain itu, pendapat mereka kurang dapat menopang secara keseluruhan
kebutuhan keluarga. Tentu faktor ini juga menjadi faktor penyebab percepatan
perubahan dalam kehidupan keluarga tersebut. Mungkin suatu saat mereka akan
melakukan apa saja untuk menghidupi keluarga karena tuntutan kebutuhan dan
perubahan yang terjadi.
Dalam pola asuh keluarga terhadap anak, pihak orang tua atau
keluarga mulai memberikan kebebasan yang lebih besar kepada anak. Jelas hal ini
akan memberikan akses interaksi sosial yang semakin luas terhadap anak untuk
bergaul dengan teman-temannya. Sesungguhnya akses ini akan memberikan peluang
kepada anak untuk mengembangkan kreativitas, kemandirian dan wawasan anak,
bilamana dapat diimbangi dengan kontrol keluarga yang baik. Namun, sebaliknya bila
keluarga tidak dapat mengontrolnya, tidak mustahil akan terjadi perilaku-
perilaku yang a-sosial terhadap anak. Karena itu, perlu dilakukan pemberdayaan-
pemberdayaan terhadap keluarga.
KEPUSTAKAAN
file:/// Anak-Jalanan.htm
Setiawan Yamin
.Fenomena
Anak Jalanan. Artikel. 2011
PENDAHULUAN
Salah satu fenomena sosial di
perkotaan yang belakangan ini semakin nyata, lebih - lebih dengan adanya krisis moneter yang
melanda di Indonesia dalam setahun terakhir ini adalah masalah Anak-anak Jalanan. Anak Jalanan semata-mata bukan
hanya menjadi malasalah kota besar di negara-negara
sedang berkembang.
Di Amsterdam, New York, London,
Frankfurt, dan Bandung, anak-anak yang terpaksa hidup di jalanan karena berbagai sebab, juga semakin marak.
Meskipun berbeda dengan Anak-anak Jalanan di Malaysia, Singapura, Thailand, India,
Philipina, bukan berarti persoalan Anak Jalanan di Jakarta tidaklah penting. Dari
pengalaman penelitian tentang Anak Jalanan di Jakarta, memperlihatkan mereka perlu mendapat
perhatian yang sangat serius. Hakekatnya persoalan mereka bukanlah kemiskinan belaka,
melainkan juga eksploitasi, manipulasi,
ketidak-konsistenan terhadap cara-cara pertolongan baik oleh mereka sendiri maupun pihak lain yang
menaruh perhatian terhadap Anak Jalan.
Anak Jalanan belakangan ini menjadi
suatu fenomena sosial yang sangat penting dalam kehidupan kota besar. Kehadiran mereka seringkali dianggap
sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang tersebut
terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang karakteristik kehidupan mereka,
seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki, keterkaitan hubungan dengan pihak
dan orang -orang yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita
menempatkan mereka secara lebih arif
bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar.
Studi kasus ini berupaya mendapatkan
suatu karakteristik Anak Jalanan yang setidaknya dapat memberi gambaran kepada kita tentang permasalahan
sehari-hari yang dihadapi Anak Jalanan, kondisi orang tuanya, aspirasi mereka serta ikut
memikirkan upaya mengatasi
permasalahn mereka.