BAB
I
PENDAHULUAN
Doa adalah Suatu ungkapan hati
terhadap Allah. Dalam berdoa setiap orang memiliki cara penyampaian yang
berbeda. Dengan demikian katergori berdoa sangat berpariasi. Berdoa merupakan
suatu kegiatan yang seharusnya merupakan gaya hidup setiap orang Kristen. Dalam
kehidupan orang percaya, pasti mengalami yang namanya sedih, senang, bahagia
dan keadaan yang lain. “Pada saat-saat nasib seseoang membaik, misalnya sembuh
dari penyakit, selamat dari tangan musuh dan lain sebagainya, seorang Israel
merasa wajib kembali ke bait Allah untuk menyanyikan pujian syukurnya.”1 Suatu rasa ucapan syukur dalam bentuk
mazmur diungkapkan oleo seorang Israel dengan cara datang ke bait suci untuk
menyatakan syukur atas pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Sebab karya Allah
untuk perorangan, juga menuntut ucapan dan korban terima kasih atas berkat yang
telah diberi. Pemberian persembahan korban diberikan dengan mengundang
teman-teman dan tetangga diiringai dengan nyanyian pujian. Oleh sebab itu,
dengan keadaan tertentu seseorang mengekspraesikan keadaan tersebut kepada
Tuhan di dalam doa. Inilah yang terjadi kepada diri seorang Daud dalam teks
ini. Ketika ia mengalami keadaan butuh pertolongan ia berdoa kepada Tuhan.
Dengan demikian ia menjadi orang yang dekat dengan Tuhan. Suatu nyanyian Daud
dalam bentuk doa disampaikan kepada Allah sebab ia adalah seorang pribadi yang
dekat dengan Dia.
Dalam hal ini, tujuan
yang diharapkan dalam mengeksegesis kata beqare’I,
tebaqesu dan ki-hipela dengan
menggunakan prinsip-prinsip hermeneutuik eksegesis adalah untuk menemukan makna
yang sebenarnya dimaksudkan oleh penulis itu sendiri sehingga dapat dilakukan
pada masa kini. Dengan ditemukannya arti yang sebenarnya dari teks tersebut,
maka diharapkan lebih muda untuk memahaminya dan lebih aplikatif. Pada zaman
bangsa Israel, nyanyian mazmur ini dinyanyikan dengan fungsi tertentu dalam
keadaan tertentu. “mazmurmazmur indah ini semula berasal dari mazmur-mazmur
yang digunakan pada upacara-upacara keagamaan dan kebanyakan berasal dari
lingkungan bait Allah di Yerusalem. Meskipun Bait Allah telah hancur namun
nyanyian-nyanyian itu menjadi nyanyian rohani bagi orang Israel yang percaya.”2 Dengan demikian nyanyian ini
dibagi-bagi dalam berbagai bentuk. Namun pembagian aslinya sudah lama
dilupakan, dan pembedaan fungsi-fungsinya tidak penting lagi. Tetapi apabila
dibaca dengan teliti maka nilai asli dari suatu mazmur dapat ditelusuri
kembali.
BAB
II
TINJAUAN
TERHADAP KATA IBRANI “BEQAREI” DAN “TEBAQESU” SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DOA
Kitab Mazmur merupakan salah satu
kitab yang tergolong dalam kitab-kitab puisi. Yang termasuk dalam kitab-kitab
puisi adalah Ayub, Mazmur, Amsal,
Pengkotbah dan Kidung Agung. Suatu
keistimewaan kitab Mazmur adalah merupakan kitab puji-pujian melalui doa. Istilah
kitab-kitab puisi kelas menunjuk kepada ciri puitis dari isinya. Namun perlu
dipahami bahwa istilah puisi di sini hanyalah bentuknya saja . “istilah “puisi” itu sekalli-kali
tidak mengandung arti bahwa ke-5 kitab itu hanyalah hasil dari pikiran dan
khayalan manusia belaka.”3 pisi
yang dimaksud adalah bukalah tulusan yang dibuat berdasarkan hayalan atau
angan-angan. Akan tetapi melukiskan pengalaman orang-orang yang taat beribadah
selama hidupnya. Dan segala pengalaman itu diceritakan atas kehendak Tuhan,
agar yang mengalaminya dapat dijadikan teladan oleh orang-orang yang beribadat
di hari depan.
“Kata “mazmur” dalam Alkitab bahasa
Indonesia berasal dari kata Ibrani “mizmor”.
Dan kata ini- menurut para ahli- diambil-alih oleo orang-orang Kirsten di Siria
dalam bentuk “mazmura”. Dengan perantaraan mereka orang-orang Arab mulai
mengenal dan memakai kata ini dalam bentuk “mazmur”.”4
kemiduan kata ini dipakai sampai sekarang dalam bahasa Indonesia. namun pada
zaman dahulu, kitab mazmur ini disebut dengan kata Zabur yangg dibawa oleh
penganut-penganut agama islam yang masuk ke Indonesia. “Perjanjian Lama bahasa
Yunani (=Septuaginta) menterjemahkan kata “mazmur” dengan kata “psalmos” (jamak
“psalmoi”), yang berarti: nyanyian dengan permainan musik, khususnya kecapi.
Gereja-gereja di barat mengambil alih kata Yunani ini dalam terjemahan mereka.”5 Dengan demikian bahwa kata Mazmur
adalah suatu nyanyian yang dinyanyikan sebagai ucapan syukur kepada Allah dengan
diiringi permainan kecapi. “Yang lain lagi melukiskan sifat dasar dari Mazmur
tersebut seperti (1) sebuah kidung untuk dinyanyikan dengan bantuan alat musik
(mizmor), (2) sebuah nyanyian (shir), (3) lagu kebangsaan (maskil) atau (4) sebuah ratapan (mittam).”6
dari keempat fungsi dari mazmur tersebut di atas, mazmur empat termasuk dalam
fungsi yang pertama. Dimana raja Daud menyanyikan mazmur dengan diiringi oleh
permainan kecapi. Daud ketika malam hari menaikkan doa kepada Tuhan atas
pertolongan Tuhan di dalam hidupnya. Ketika berdoa, raja Daud menyampaikan
ucapasyukur dan pujia-pujian atas perbuatan tangan Tuhan dan keajaiban Tuhan
dalam hidupnya. Doa ini diekspresikan dalam bentuk pujian dengan diiringi
permainan kecapi.
Kitab mazmur ditulis oleo tidak hanya satu orang saja. Namu kitab mazmur ditulis oleo beberapa orang. Diantaranya adalah raja Daud, Asaf, bani Korah, Salomo, Musa, Heman, Etan dan ada beberapa mazmur yang tidak diketahui penulisnya. Namun menurut tradisi Yahudi, beberapa dari mazmur yang tidak diketahui penulisnya penulisnya adalah Ezra. Dari seratus lima puluh pasal kitab Mazmur, 73 di antaranya adalah mazmur Daud. Penulisan kitab mazmur tidak dapat diketahui dengan pasti, karena beberapa diantaranya tidak disebutkan nama penulisnya. Namun dari beberapa kitab yang diberi nama penulisnya dapak diperkirakan kapan penulisan dari mazmur tersebut. “Yesus bin Eleazar yang mengarang Kitab Sirakh mungkin antara tahun 190-180sM sudah mengenal pembagian perjanjian lama dalam tiga bagian (bnd. Kata pengantar penerjemah dan Sir. 39:1-3).”7 Sebagian besar kitab mazmur ditulis abad ke-10 hingga ke-5 SM.
“Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara
umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam
hubungan dengan Allah”8 dala kitab mazmur,sangat banyak menceritakan pengalaman dalam bentuk doa.
A. Makna Kata “Beqarei” dalam Mazmur 4
Bila
dilihat dalam kitab mazmur, ada banyak cara atau ekspresi yang dilakukan oleh
raja Daud ketika berdoa. Seseorang yang berdoa pasti memiliki cara atau ekpresi
yang berbeda. Ketika seseorang senang, berdoa pasti berbeda gayanya dibanding
dengan pada saat berdoa dalam keadaan sedih. Dalam kitab mazmur 4 ayat dua,
digunakan kata yai‡r>q'B. (((beqarei).
Kata beqarei berasal dari kata arq (qar’) yang artinya adalah 1. Menyapa, 2. Menegor, 3.
Mendekati, 4. Mendatangi, ..”9 kata qar’ ini didahului dengan suku kata: B. yang memiliki arti umum “dengan”. Kata depan ini
menunjukkan cara yang baik yang dilakukan oleh raja Daud ketika berdoa kepada
Allah. Kata depan yang dipakai menunjukkan kepada cara raja Daud berdoa kepada
Tuhan, yaitu dengan cara menyapa, menegor, mendekati dan mendatangi Tuhan. Dengan
demikian, dapat diselidiki bahwa seorang raja Daud, dapat mengalami atau
memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan karena sering mendatangi Tuhan. Setiap
orang memiliki kesempatan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Raja Daud
menyapa dan menegur Tuhan lewat doanya melalui sebuah mazmur. Ia mendatangi
Tuhan dengan perminan alat musik dan menyanyikan doa kepada Tuhan. Di lain
hal,kata qara’ diikuti dengan akhiran
penghubung y iyang
berfungsi sebagai akh.ganti qal. Inf. konst. 1ut. Sehingga diterjemahkan
“ketika”. Itu berarti bahwa Tuhan memberi kelegaan dan membenarkan seseorang
ketika menyapa Tuhan dengan menaikkan ucapan syukur kepada Tuhan. Raja Daud
merasakan kelegaan saat berdoa kepada Tuhan.
B.
Makna Kata tebaqesu
Berdoa
merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki suatu tujuan tertentu.
Di samping itu, seseorang berdoa karena disebabkan oleh sesuatu. Jika dilihat
dari kata Ibrani Wvßq.b;T.. ((tebaqesu), raja Daud memiliki alasan yang kuat mengan berdoa kepada
Tuhan. Kata Wvßq.b;T.. ((tebaqesu) adalah kata kerja piel. Imp. 2mj. Dengan akar vqb. Yang memiliki arti: keinginan yang kuat. kata ini
menggunakan stem piel. Piel adalah kata kerja yang berfungsi sebagai
“resultif”, yaitu menyebabkan suatu hasil dari induk kata kerja. Maka kata ini
dimengerti sebagai: klian menjadikannya memiliki hasrat yang kuat. Namun jika
parsingnya adalah piel. Imperfek 2mj. Imperfek artinya adalah suatu kegiatan
yang akan dilakukan (belum terjadi), maka diterjemahkan kalian akan
menjadikannya memiliki hasrat yang kuat. Raja Daud memiliki alasan berdoa
kepada Tuhan yaitu karena ia telah mengalami pertolongan Tuhan di masa
hidupnya, maka kebesaran Tuhan itu menimbulkan
suatu keinginan yang kuat untuk bermazmur kepada Tuhan.
BABB III
KESIMPULAN
Berdoa adalah kewajiban
setiap orang. Doa adalah sarana yang paling baik untuk membangun kepribadian
seseorang. Terhadap siapa sectoring lebih sering berkomunikasi, akan
mempengaruhi kepribadian orang tersebut. Seorang raja Daud dekat dengan Tuhan
karena melakukan aktivitas berdoa. Dengan demikian, saya harus menjadi seorang
yang cinta akan persekutuan dengan Tuhan di dalam doa. Sebab dengan berdoa,
saya bisa mengungapkan rasa syukur kepada Tuhan atas perbuatanNya dalam hidup
saya. Selama ini saya belum begitu menyadari bahwa Allah sudah sangat luar
biasa memakai saya melayaniaNya, baik di gereja maupun di kantor PKK, bahkan
mengajar remaja di LEM CENTER. Saya seharusnya berdoa dengan nyanyian mazmur
atas kebesaran dan keindahan panggilan Tuhan ini bagi saya. Sebagai persembahan
yang terbaik adalah pujian dari hati. Dan sekarang Perbuatan Tuhan it membuat
dalam diri saya memiliki hasrat yang kuat untuk mengagungkan namaNya. Oleo
sebab itu, saya harus menjadikan “berdoa” sebagai tugas harian yang harus saya lakukan.
Saya akan membuat ungkapan bagi saya sendiri untuk silakukan yaitu “PRAY IS MY
LIFE”. Hal ini disebabkan oleo dorongan ingin menjalin hubungan yang baik
dengan Tuhan.
KEPUSTAKAAN
Abineno
J. L. Ch. 1991. Mazmur dan Ibadah.
Jakarta; Gunubng Mulia.
Barth
Marie Clarie dan B.A.Pareira. 2001. Tafsiran
Alkitab Kitab Mazmur 1-72. Jakarta: Gunung Mulia.
Baxter J.
Sidlow. 1993. Menggali Isi Alkitab Jilid
2. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
Editor
Emma Maspaitella. Terj. Hananiel Nugroho
dkk. 2005. The Wycliffe Bible Commentary
volume 2. Malang: Gandum Mas.
http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/P_Maz3.htm#isi.
Kamus Inggris Indonesia, hal 6.
Koch Klaus. 1993. Kitab
Yang Agung. Jakarta: Gunung Mulia.
DAFTAR
ISI
BAB
I. PENDAHULUAN . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
II. TINJAUAN
TERHADAP KATA IBRANI “BEQAREI” DAN “TEBAQESU” SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DOA . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
A. Makna Kata “Beqarei” dalam Mazmur 4
B. Makna Kata tebaqesu
III. KESIMPULAN
KEPUSTAKAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . 8
TINJAUAN
TERHADAP KATA IBRANI “BEQAREI” DAN “TEBAQESU” SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DOA
Oleh
Cipto
L. Simanjuntak
Makalah
Diserahkan
Kepada:
Sahat
Aman Sianturi M.A.C.E
Sebagai
bagian Dari Tugas Dalam Mata Kuliah
Ibrani
II
Sekolah
Tinggi Theologia Injili Indonesia
Batam
22
Juni 2011
1Klaus Koch. Kitab Yang Agung (Jakarta: Gunung Mulia, 1993 ), 32.
2Klaus Koch. Kitab Yang Agung (Jakarta: Gunung Mulia, 1993 ),34.
3J. Sidlow Baxter. Menggali Isi Alkitab Jilid 2 (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 1993), 3.
6 The Wycliffe Bible Commentary volume 2. Terj. Hananiel Nugroho dkk.
Editor Emma Maspaitella (Malang: Gandum Mas, 2005), 108.
7Marie Clarie Barth dan B.A.Pareira. Tafsiran Alkitab Kitab Mazmur
1-72 (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 27.
8http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/P_Maz3.htm#isi
9Kamus Inggris Indonesia, hal 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar