PERJUANGAN TUNAS BUNGA BAKUNG
Oleh: Cibaex
Apa
saja yang Anda impikan dan lakukan, mulailah mengerjakannya dengan tekun. Di
dalam keberanian terdapat kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban. – Goethe
–
Sebuah tunas bakung menyembul keluar di sebuah tebing yang curam. Melihat
tunas muda itu, pohon-pohon di hutan mentertawakan, rerumputan mengejek, dan
hewan liar menyuruhnya menghentikan niatnya untuk bertumbuh. Tapi tunas bakung
tidak peduli. Ia tetap memantapkan niatnya untuk tumbuh menjadi bunga yang
indah. Ia menyerap sinar matahari dan air yang cukup dari dalam tanah demi
kelangsungan hidup dan demi terwujudnya impian untuk menjadi bunga bakung yang
indah menawan. Melihat ketetapan hati si tunas bakung, pohon-pohon di hutan,
rerumputan, dan hewan liar kembali melemahkan semangatnya dengan mengatakan: Sudahlah, sekalipun keinginanmu untuk
menjadi bunga yang indah tercapai, tak seorang pun yang akan datang menyaksikan
keindahanmu karena kau tumbuh di tebing yang curam.
Namun, sekali lagi hati si tunas bakung tidak tergoyahkan oleh kata-kata
negatif itu. Ia hanya mengharapkan satu hal: sebagai bunga ia harus memenuhi
kewajibannya untuk bertumbuh dan memancarkan keindahan.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan berganti bulan. Tiga
bulan kemudian bunga bakung itu sudah semakin tinggi dan, yang lebih penting
lagi, bunga bakung mulai memperlihatkan beberapa kuncup bunga. Pohon-pohon di
hutan, rerumputan, dan hewan liar masih saja meragukan eksistensi si bunga
bakung. Seminggu kemudian, kuncup-kuncup itu mekar dan memperlihatkan keindahan
sebagai bunga bakung. Kini pohon-pohon di hutan, rerumputan, dan hewan liar
diam seribu bahasa.
Si bunga bakung terus berkembang, semakin banyak dan mulai menutupi
sebagian besar tebing. Warna putih kini menggantikan rerumputan liar yang
tumbuh di tebing yang sama. Tampaknya rerumputan hanya memiliki keinginan kecil
untuk bertumbuh sehingga dengan mudah dikalahkan oleh bunga bakung yang
memiliki tekad serta keinginan kuat untuk bertumbuh dan memancarkan keindahan
sebagai bunga bakung. Tak lama kemudian, tebing yang tadinya tidak menarik,
kini seluruhnya ditutupi bunga-bunga bakung yang indah bak permadani putih yang
terhampar.
Orang-orang dari berbagai kota, bahkan negeri, mulai berdatangan untuk
menyaksikan indahnya tebing yang ditutupi bunga bakung. Tadinya tebing itu
tidak menarik dan dilupakan. Tak seorang pun berkunjung karena tak ada sesuatu
yang menarik di sana. Namun, kini segalanya telah berubah; tebing itu jadi
sangat terkenal. Kali ini, pohon-pohon di hutan, rerumputan, dan hewan liar
tersipu malu dan diam membisu.
Refleksi
Untuk mewujudkan impian, harapan dan cita-cita tidaklah cukup hanya dengan
hasrat yang kuat kemudian duduk diam, menunggu harapan itu terwujud dalah hidup
Anda. Tetapi impian, harapan dan cita-cita itu hanya akan terwujud dan
membahagiakan jika ia tidak ditinggalkan oleh semangat kerja keras dan sikap
pantang menyerah. Itulah nilai juang yang selalu setia menemani setiap orang
yang juga setia kepadanya. Keyakinan yang kuat akan menjadi tenaga pembangkit
semangat jugang yang tak tergoyahkan seperti pada bunga bakung. Karena hanya
mereka yang berani berjuanglah yang mampu menemukan cara-cara baru untuk
mewujudkan impian, harapan dan cita-citanya. Tentu impian, harapan dan
cita-cita itu memerlukan pondasi atau dasar yang sangat kuat untuknya tetap
berdiri teguh menghadapi licinnya jalan, tajamnya kerikil, dan ganasnya badai. Karena
itu, letakanlah pengharapan, impian, dan cita-cita Anda di bawah tuntunan Tuhan,
yang selalu setia menemani Anda dalam segala situasi. Hanya Dialah yang sanggup
membawa Anda menyebrangi lembah kelam, menggendong Anda saat melewati kerikil
yang tajam, dan melindungi Anda saat ganasnya badai yang akan mencelakai Anda.
Tuhan tidak pernah membiarkan orang-orang yang menyandarkan harapan,
impian dan cita-citanya. Karena sesungguhnya, Tuhan sangat peduli kepada mereka
yang tetap hidup di bawah pimpinan-Nya. Bahkan Dia sanggup menjangkau
bagian-bagian hidup Anda yang tak terjangkau oleh orang lain. Karena itu, tutuplah
telinga Anda terhadap suara-suara yang berusaha membuat Anda putus asa dan
menyerah, tetapi pasang dan bukalah telinga Anda untuk mendengarkan suara-Nya
yang lembut mengatakan: “Jangan takut, sebab Aku besertamu!”.